Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai optimisme pemerintah bahwa anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bisa terserap 100% terlalu percaya diri.
Yusuf mengaku ragu jika penyerapan anggaran PEN bisa mencapai 100%. Sebab, menurutnya, progres PEN tidak semuanya berjalan baik. Misalnya, progres PEN untuk perlindungan sosial dan UMKM terbilang cepat. Akan tetapi progres PEN untuk penanganan kesehatan terbilang lambat.
“Isu dari PEN ini bukan terkait progress yang terealisasikan hingga 100% saja, tetapi bagaimana pemerintah memastikan bahwa dana – dana yang sudah tersalurkan itu betul etul bisa mendorong proses pemulihan ekonomi yang lebih cepat,” kata Yusuf kepada Kontan, Selasa (22/9).
Baca Juga: Realisasi insentif bagi tenaga kesehatan telah mencapai Rp 2,92 triliun
Tidak hanya itu, Yusuf menyoroti langkah yang diambil pemerintah terkait penyesuaian anggaran PEN. Yakni dikuranginya anggaran PEN untuk belanja kesehatan. Menurut Yusuf, penyesuaian yang dilakukan dengan mengurangi PEN untuk belanja kesehatan harus diakui karena anggaran kesehatan progresnya lambat.
“Kalau kita mengikuti koordinasi antara misalnya Kementerian Kesehatan dan BNPB belum optimal. Tapi ini ini bukan menjadi alasan kemudian pemerintah mengurangi anggaran kesehatan, apalagi d itengah kasus covid-19 yang masih meningkat,” kata dia.
Lebih lanjut, Yusuf menilai ditambahkannya belanja perlindungan sosial merupakan langkah yang cukup bagus. Apalagi, dana perlindungan sosial ini sangat berguna bagi masyarakat menengah kebawah untuk terjaga daya belinya.
“Dengan ditambahkannya dana perlidungan sosia ini asumsi saya sub sub kelompok yang ada di dana perlindungan sosial ini penerimaannya berpotensi bertambah,” ucap dia.
Selain itu, ditambahkannya belanja UMKM juga dinilai bagus karena UMKM merupakan penopang ekonomi di Indonesia. Hanya saja, Yusuf meminta pemerintah perlu melakukan langkah agar usaha mikro dapat mendapat bantuan ini karena banyaknya usaha mikri yang sifatnya belum bankable.
Baca Juga: Rokan dan sejumlah blok migas masuk dalam objek vital nasional
“Banyak UMKM khususnya usaha mikro kan sifatnya belum bankable, ini cara yang perlu diperhatikan memberikan bantuan khususnya kelompok UMKM di sektor mikro ini,” ungkap dia.
Yusuf meminta pemerintah melakukan evaluasi penyaluran dan penyerapan PEN. menurut dia, pemerinta harus mencari cara supaya anggaran PEN bisa dipercepat realisasinya dan tepat sasaran.