kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Celios proyeksikan neraca perdagangan bulan Juni 2021 akan surplus


Minggu, 27 Juni 2021 / 17:25 WIB
Ekonom Celios proyeksikan neraca perdagangan bulan Juni 2021 akan surplus
ILUSTRASI. Ekonom Celios proyeksikan neraca perdagangan bulan Juni 2021 akan surplus


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan pada Juni 2021 diprediksi kembali surplus, kendati tidak sebesar bulan-bulan sebelumnya. Hal itu sebagaimana diprediksi Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira.

Bhima memproyeksikan neraca perdagangan pada Juni akan mengalami surplus sebesar US$ 2,3 miliar sampai US$  2,6 miliar. Surplusnya neraca perdagangan ini tak terlepas membaiknya kinerja perdagangan internasional.

“Saya melihat indikator leadingnya adalah baltic dry index yang sudah meningkat sejak awal 2021 dan sekarang sudah diposisi 3.255. Nah ini artinya kenaikan terus berlangsung dan konsisten, juga kenaikan dari baltic dry index ini mengindikasikan adanya kenaikan dari sisi nonmaterial atau barang mentah,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (27/6).

Bhima melihat, beberapa komoditas harganya naik karena minyak mentah sedang dalam kondisi bagus berada dikisaran  US$ 73,9 per barel dan  54% secara year to date (ytd). Akan tetapi, karena Indonesia adalah negara importir minyak, Bhima menghimbau agar terus waspada karena akan menjadi beban dari defisit migasnya  yang melebar.

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri ini prediksi BI akan pertahankan bunga acuan 3,5%

Selain itu, natural gas pertumbuhan naik sebesar 38% dan batubara yang juga naik sebesar 56,5% sejak awal tahun 2021 sampai 25 Juni ini harganya US$ 127 ton. Kemudian nikel juga menjadi salah satu primadona ekspor yang harganya naik 11,9% ytd dari awal tahun sampai 25 Juni.

Menurut Bhima, kinerja ekspor akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan karena beberapa produk unggulan yang diekspor seperti Crude Palm Oil (CPO) yang justru minus 2,2% sejak awal tahun. “Jadi di perkebunan ternyata justru terjadi tekanan dalam hal harga, nah ini salah satu hal yang perlu dicermati karena harga komoditas pertanian ini cenderung terkoreksi,” kata Bhima.

Sementara itu, untuk impor, Bhima melihat dengan adanya ledakan Covid-19 dan PPKM mikro, akan berpengaruh terhadap impor untuk kepentingan industri yang tujuan pasarnya adalah domestik. Sehingga akan berorientasi kepada pasar domestik pada Juni dan Juli yang juga mulai mengalami tekanan permintaan impor bahan baku yang diperkirakan akan lebih rendah dari pada Mei sebelumnya.

Baca Juga: Pergerakan rupiah masih dipengaruhi kekhawatiran pasar menunggu FOMC Meeting

Sehingga harus ada penyesuaian menyesuaikan dari adanya pembatasan sosial dan ledakan kasus yang berpengaruh terhadap keyakinan konsumen untuk belanja. Bagi konsumen sendiri, impor barang konsumsi akan lebih lambat atau melemah, akibatnya akan terjadi implikasi dari adanya kenaikan.

Dengan adanya implikasi tersebut akan berpengaruh pada Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur yang cukup tinggi  berada di level 54 pada Mei 2021. Selai itu, akan terkoreksi pada Juni dan Juli PMI nya akan mengalami penurunan.  

Maka dari itu, Bhima memperkirakan net ekspor pada Juni 2021 di kuartal II akan positif dengan growth ekspor +7-8% yoy, sementara untuk impornya +3-4% yoy.

Selanjutnya: Sejumlah emiten akan menggelar rights issue, siapa yang paling menarik?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×