kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom Celios Proyeksikan Inflasi Sepanjang 2022 Sebesar 5%


Rabu, 13 April 2022 / 19:25 WIB
Ekonom Celios Proyeksikan Inflasi Sepanjang 2022 Sebesar 5%
ILUSTRASI. Pedagang menjual sayur-mayur di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan inflasi indeks harga konsumen (IHK) Indonesia sebesar 5% year on year (yoy) sepanjang 2022.

Inflasi ini didorong oleh kenaikan dari beberapa komoditas terutama bahan pangan dan energi. Selain itu adanya kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) juga menjadi pemicu inflasi yang tertinggi sejak tahun 2014.

“Inflasi karena biaya bahan baku impor yang naik atau imported inflation juga menjadi risiko sepanjang tahun,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Rabu (13/4).

Baca Juga: Indef: Kenaikan Harga Energi Berpotensi Memberi Tekanan Ganda pada Masyarakat

Bhima menambahkan, rencana penyesuaian tarif dasar listrik, kenaikan pertalite dan liquefied petroleum gas (LPG) 3 kg hingga 10% juga akan menyumbang inflasi lebih tinggi dari proyeksi awal. Sehingga hal ini dikhawatirkan akan menghambat pemulihan konsumsi rumah tangga.

“Dampak naiknya inflasi yang terlalu tinggi akan menghambat pemulihan konsumsi rumah tangga,” tambahnya.

Di sisi lain, industri manufaktur di berbagai sektor seperti semen, keramik, makanan dan minuman, serta pakaian jadi juga mengalami tekanan biaya yang sangat tinggi. 

Sehingga hal ini menurut Bhima, membuat para pelaku usaha terjepit karena tidak mudah menaikan harga jual ketika daya beli konsumen tertekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×