Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, mengatakan proyeksi shortfall penerimaan pajak pada 2021 diperkirakan sebesar Rp 300 triliun - Rp 334 triliun atau target tercapai 77% sampai 79% dari Rp 1.444,5 triliun.
Sebab kata Bhima, prospek penerimaan pajak diperkirakan masih akan mengalami tekanan khususnya di semester ke II 2021. Sebagai contoh industri manufaktur yang memiliki kontribusi sebesar 28% terhadap total penerimaan perpajakan sebelumnya bisa tumbuh 5,7% per Juni 2021.
Akan tetapi malah cenderung kembali menurun karena lemahnya sisi permintaan dan hambatan pasokan bahan baku.
Baca Juga: Defisit Anggaran 2021 Bisa Melebar Akibat PPKM
Selain itu, sektor perdagangan yang kontribusinya 20% terhadap penerimaan pajak juga dipengaruhi oleh PPKM darirt/level 4 ini. Sektor yang sensitif terhadap penurunan mobilitas didalam negeri akan menurun tajam.
“Penurunan itu akan berpengaruh pada kontribusi pajaknya, seperti transportasi, perhotelan, restoran juga industri yang berorientasi pasar domestik. Bisa bertahan tanpa mengajukan pailit saja sudah bersyukur.” kata Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (1/8).
Menurut Bhima, penerimaan pajak saat ini tinggal bergantung pada permintaan ekspor di negara yang pemulihannya lebih cepat seperti China dan Amerika Serikat serta sebagian negara di Eropa lainnya.
Selanjutnya: Shortfall pajak 2021 diperkirakan Rp 53,3 triliun, dipengaruhi perkembangan Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
