kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekonom: CAD tahun naik tipis jadi US$ 17,6 miliar


Kamis, 27 April 2017 / 20:16 WIB
Ekonom: CAD tahun naik tipis jadi US$ 17,6 miliar


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) tahun ini diproyeksikan sebesar US$ 17,6 miliar atau 1,8% dari produk domestik bruto (PDB). Perkiraan ini disampaikan oleh Eric Sugandi, ekonom dari SKHA Institute for Global Competitiveness.

Proyeksi defisit transaksi berjalan tersebut naik tipis ketimbang tahun lalu sebesar US$ 16,3 miliar atau 1,8% dari PDB. Eric bilang, kondisi ini terjadi karena perkiraan surplus neraca dagang sepanjang tahun ini sebesar US$ 15 miliar, turun tipis dibanding tahun lalu senilai US$ 15,4 miliar.

Hal itu lantaran kinerja impor yang meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang sedikit lebih tinggi dari tahun lalu. "Tapi perbaikan harga komoditas energi membantu kinerja ekspor. Sementara pertumbuhan impor juga tidak naik tajam karena investor sektor riil belum agresif ekspansi," kata Eric kepada KONTAN, Kamis (27/4).

Di sisi lain, Eric juga memperkirakan defisit neraca jasa sedikit naik menjadi US$ 6,8 miliar dibanding tahun lalu yang sebesar US$ 6,5 miliar. Hal itu didorong oleh kenaikan harga minyak yang berdampak pada kenaikan biaya transportasi dan pengapalan antar negara.

Selain itu, defisit neraca pendapatan primer juga diperkirakan naik tipis dari US$ 29,7 miliar menjadi US$ 30 miliar di tahun ini. Sementara surplus neraca pendapatan sekunder diperkirakan Eric turun dari US$ 4,4 miliar menjadi US$ 4,2 miliar.

Selain itu ia memperkirakan, CAD kuartal pertama tahun ini akan berada di bawah 2% dari PDB, yang didorong peningkatan surplus neraca perdagangan. "Kuartal pertama 2017, ekspor membaik karena kenaikan harga komoditas, tetapi impor tumbuh lambat karena konsumsi melemah," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×