Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Seiring dengan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang meningkat tahun ini yakni sekitar 5%-5,4%, Bank Indonesia (BI) memprediksi akan terjadi pelebaran defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di tahun 2017.
Peningkatan CAD ini terjadi lantaran peningkatan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan mendorong impor. Alhasil, defisit transaksi berjalan diperkirakan semakin lebar dibanding tahun 2016 lalu yang di bawah US$ 17 miliar atau sekitar 1,8% dari product domestic bruto (PDB).
Agus Martowardojo, Gubernur BI menyatakan, dengan asumsi ekonomi yang mulai membaik dan harga komoditas yang meningkat, tahun 2017 ini terbuka peluang CAD bisa menembus 2,4% dari PDB. "Tapi, kami memperkirakan CAD tahun ini sekitar 2,11% dari PDB atau di kisaran US$ 20 miliar," ujar Agus, Jumat (17/2).
Sebelumnya, Agus pernah mengatakan bahwa pelebaran CAD ini bukanlah situasi yang perlu dikhawatirkan. Sebab, sebelumnya Indonesia pernah mencatat CAD hingga 2,5%3% dari PDB. Agus menyebut, angka ini masih dalam kategori aman.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, prediksi pelebaran CAD merupakan risiko yang harus dihadapi pemerintah yang menargetkan adanya pertumbuhan ekonomi tahun ini, terutama ditopang dari aktivitas ekspor dan impor.
Lana memprediksi, CAD tahun ini akan dibebankan pada neraca jasa, seperti pembayaran jasa pelayaran dan asuransi. "Tidak masalah CAD meningkat, karena itu menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Kalau pertumbuhan ekonomi naik, biasanya impor juga membaik. Nah, impor itu yang membuat CAD biasanya melebar," kata Lana
Hal serupa juga diungkap Ekonom Bank Permata Josua Pardede. Menurutnya, potensi pelebaran CAD tahun ini juga bakal didorong oleh ekspektasi kenaikan investasi swasta seiring dengan perbaikan ekonomi domestik. Investasi masuk ini akan mendorong peningkatan impor barang modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News