Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Mei 2020 sebesar 0,07%. Dengan begitu, inflasi sepanjang Januari-Mei 2020 sebesar 0,90%. Angka ini tentu lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,08%.
Menyusul hasil Rapat Dewan Gubernur di bulan ini, Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) memandang bahwa Bank Sentral memang mempunyai ruang untuk menurunkan suku bunga acuan minimal 25-50 basis point (bps).
Baca Juga: Tambah insentif perbankan, BI beri bunga 1,5% untuk penempatan GWM oleh bank
Ryan Kiryanto, Ekonom BNI mengatakan, dengan ekspetasi inflasi yang berkisar 2,5-2,75% di tahun 2020 ini tentu masih jauh dari target Bank Indonesia yang sekitar 3%. Oleh sebab itu menurutnya BI memang dapat memanfaatkan ruang untuk penurunan suku bunga acuan di bulan ini.
Namun, dalam tiga bulan terakhir di tengah Pandemik Covid-19 ini tenru menimbulkan tingkat ketidakpastian di pasar keuangan global yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, ia menilai BI cenderung akan menahan suku bunga acuan dan menggunakan kebijakan makroprudensial.
Ryan juga menambahkan, apabila nanti posisi Rupiah sudah menguat dan stabil di kisaran Rp 14.750- Rp 15.000 serta tingkat ketidakpastian di pasar keuangan global pun mereda, maka ini waktu yang tepat untuk BI akan menurunkan suku bunga acuan.
Baca Juga: Ekonom IKS proyeksikan BI bisa turunkan suku bunga acuan ke 4,25% pada bulan ini
“Jadi tidak bisa ditebak kapan waktunya, tetapi lebih kepada kondisi dan waktu yang tepat,” jelas Ryan kepada Kontan.co.id, Kamis (4/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News