Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) tambahan pada Selasa kemarin (18/11). Dalam RDG tambahan tersebut, BI memutuskan untuk menaikkan BI rate atawa suku bunga sebesar 25 bps atau 0,25% menjadi 7,75% dari sebelumnya 7,5%.
RDG ini dilakukan untuk merespons kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 2.000 per liter yang mulai berlaku sejak Selasa pukul 00.00 WIB. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual berpendapat, langkah BI menaikkan suku bunga 25 bps adalah hal yang tepat.
"BI perlu memberikan sinyal bahwa BI komitmen untuk menjaga ekspektasi inflasi," ujar David ketika dihubungi KONTAN, Selasa (18/11). Dirinya memperkirakan inflasi dalam jangka pendek 2-3 bulan ke depan akan mengarah ke 7,5%.
Adapun BI sendiri memperkirakan tambahan inflasi dengan kenaikan Rp 2.000 per liter adalah sebesar 2,4%-2,8% dengan batas tengah 2,6%.Maka dari itu, hingga akhir tahun BI memperkirakan inflasi akan berada pada rentang 7,7%-8,1%.
Yang diinginkan oleh BI adalah tambahan inflasi yang terjadi dari kenaikan harga Rp 2.000 per liter adalah 2,6% sehingga inflasi hingga akhir tahun bisa sebesar 7,7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News