kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.936.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.434   -7,00   -0,04%
  • IDX 6.918   -50,40   -0,72%
  • KOMPAS100 1.000   -11,46   -1,13%
  • LQ45 766   -8,77   -1,13%
  • ISSI 226   -1,43   -0,63%
  • IDX30 398   -3,81   -0,95%
  • IDXHIDIV20 467   -4,90   -1,04%
  • IDX80 112   -1,35   -1,19%
  • IDXV30 116   -0,91   -0,78%
  • IDXQ30 129   -1,13   -0,87%

Ekonom Bank Permata proyeksikan pemerintah bisa penuhi target pembiayaan tahun ini


Rabu, 11 November 2020 / 06:10 WIB
Ekonom Bank Permata proyeksikan pemerintah bisa penuhi target pembiayaan tahun ini


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Hingga akhir September 2020, realisasi pembiayaan pemerintah mencapai Rp 784.672 triliun atau setara dengan 75,51% dari target APBN berdasarkan Perpres no.72/2020.

Menurut Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, jika dilihat dari dari sisi lain, total defisit pada periode yang sama tercatat sebesar Rp 682.115 triliun atau setara dengan 65,64% dari target defisit.

Sehingga menurutnya, total realisasi pembiayaan itu masih cukup solid diikuti dengan permintaan pada saat lelang yang masih tinggi.

“Diperkirakan pada tahun ini pemerintah Indonesia masih akan dapat memenuhi target pembiayaan untuk menutupi defisit,” kata Josua kepada KONTAN, Selasa (10/11).

Baca Juga: Realisasi penyerapan sektor kesehatan mencapai 33,1% dari total pagu

Ia juga menyampaikan, untuk menutupi target pembiayaan di tahun ini, pemerintah Indonesia masih dapat dibantu oleh Bank Indonesia melalui dua skema burden sharing, yang pertama adalah pemenuhan pembiayaan khusus untuk penyediaan public goods dan non-public goods untuk pemulihan ekonomi, dan kedua adalah pemenuhan target indikatif pemerintah melalui green shoe option dan private placement bila lelang tidak sesua dengan target.

“Oleh sebab itu, kebutuhan akan pinjaman bilateral tidaklah cukup mendesak. Namun demikian, di tahun depan, mengingat BI tidak lagi membantu melalui pembiayaan khusus, maka pinjaman bilateral yang signifikan masih dibutuhkan oleh pemerintah Indonesia sebagai pelengkap untuk pemenuhan pembiayaan,” jelasnya.

Sehingga ia mengatakan hal tersebut juga dilakukan untuk menjaga kebutuhan pembiayaan bila target penerimaan masih rendah di tahun depan akibat Covid-19 seiring dengan kebutuhan pembiayaan meningkat.

Ia pun memproyeksikan pinjaman bilateral dari pemerintah Australia ini cenderung akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan APBN 2021.

Selanjutnya: Pemerintah percepat penyaluran anggaran korporasi di program PEN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×