Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Permata memperkirakan neraca dagang pada bulan Februari 2020 mengalami surplus US$ 91 juta. Hal itu disebabkan oleh penurunan laju impor bulanan yang lebih besar dibandingkan penurunan ekspor secara bulanan
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, proyeksi surplus perdagangan ini tak terlepas dari penurunan laju impor bulan yang nilainya lebih besar daripada ekspor.
Baca Juga: Industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh dua kali lipat sepanjang 2019
Kepada Kontan.co.id, Jumat (13/3), Josua memprediksi ekspor akan turun sebesar 11% month-on-month (mom), sementara bila dibandingkan dengan Februari tahun lalu, laju impor diperkirakan akan turun hingga 4,90% year on year (yoy).
Menurut Josua, penurunan ekspor ini juga tak lepas dari adanya pengaruh wabah virus corona yang masif pada bulan lalu.
Wabah ini membuat penurunan harga komoditas global sehingga menekan ekspor komoditas Indonesia. Crude Palm Oil (CPO) terlihat turun sebesar 12,50% mom, karet juga mengalami penurunan 5,43% mom, serta batubara tergerus 1,61% mom.
Baca Juga: Jokowi yakin omnibus law bisa jadi momentum menggenjot pertumbuhan ekonomi
Penurunan harga komoditas ini juga diperparah oleh turunnya PMI Manufaktur negara partner dagang Indonesia seperti China yang turun ke 40,3, Amerika Serikat yang turun ke 50,7, serta Jepang yang juga turun ke level 47,0.
Sementara itu, dari sisi impor, diperkirakan impor akan terkoreksi 17% mom dan bila dibandingkan secara tahunan akan terkontraksi 3,08% yoy. Hal ini disebabkan oleh lalu lintas perdagangan barang yang masih terganggu akibat penutupan kota-kota di China, seiring dengan penurunan aktivitas manufaktur di negeri tirai bambu tersebut.
Baca Juga: Impor dari China makin terpuruk akibat korona
"Bahkan secara khusus China diperkirakan akan mengalami defisit perdagangan hingga sebesar US$ 7,09 miliar di bulan lalu," tambah Josua.
Sementara itu, impor minyak dan gas (migas) juga diperkirakan akan tergerus akibat adanya penurunan harga minyak di bulan lalu. Josua melihat impor migas akan berkurang hingga 13,19% mom.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News