kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom Bank Permata prediksi cadangan devisa September 2020 kembali meningkat


Senin, 05 Oktober 2020 / 18:19 WIB
Ekonom Bank Permata prediksi cadangan devisa September 2020 kembali meningkat
ILUSTRASI. Karyawan money changer menghitung mata uang dollar US di salah satu money changer di jakarta, Jumat (25/9).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Permata memprediksi cadangan devisa pada September 2020 akan kembali mengalami peningkatan. Bahkan, cadangan devisa berpotensi berada di kisaran US$ 137,5 miliar hingga US$ 138 miliar.

"Kenaikan ini diperkirakan didorong oleh surplus perdagangan yang masih akan terjadi pada bulan September 2020," kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan.co.id, Senin (5/10).

Selain itu, kenaikan cadangan devisa pada bulan lalu juga diperkirakan ditopang oleh hasil penyerapan lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) Valas yang berhasil menyerap US$ 95 juta.

Akan tetapi, peningkatan cadangan devisa ini juga dipandang David masih dibatasi oleh pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi pada bulan September 2020.

Baca Juga: Terkoreksi 7,03% di bulan September, begini prospek IHSG pada Oktober 2020

Secara rerata harian, rupiah per harinya mengalami pelemahan sebesar 0,10%, sementara secara point to point, rupiah tercatat melemah sebesar 2,18%.

Untuk selanjutnya, Josua memperkirakan kalau cadangan devisa akan bergerak cenderung stabil hingga akhir tahun 2020. Menurut perkiraanya, cadangan devisa di akhir tahun 2020 akan bergerak di kisaran US$ 135 miliar hingga US$ 140 miliar.

Pergerakan cadangan devisa ini diperkirakan akan sangat dipengaruhi oleh tekanan yang berpotensi pada nilai tukar rupiah pada bulan Oktober 2020 dan pada saat proses pemilihan umum di Amerika Serikat (AS).

Akan tetapi, Josua melihat kalau tekanan pada nilai tukar Garuda tidak akan berlangsung lama. Pasalnya, pada bulan November dan Desember diperkirakan tekanan berangsur menghilang seiring dengan aktivitas perekonomian yang mulai kembali berjalan.

"Progres dari vaksin di luar negeri pun sejauh ini diproyeksikan dapat selesai di akhir tahun sehingga akan mendorong penguatan rupiah. Penguatan rupiah ini yang kemudian bisa membantu dalam menjaga cadangan devisa," tandasnya.

Selanjutnya: Menguat tipis sepekan, kurs rupiah pekan depan masih berpotensi tertekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×