kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ekonom Bank Mandiri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2022 Capai 5,17%


Rabu, 20 April 2022 / 18:33 WIB
Ekonom Bank Mandiri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2022 Capai 5,17%
ILUSTRASI. KM Leuser (kiri) dan KM Mutiara Barat (kanan) bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (16/6/2019). Ekonom Bank Mandiri Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2022 Capai 5,17%


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17% year on year (yoy) pada tahun 2022. Ini lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun 2021 yang sebesar 3,69% yoy. 

“Kami masih optimistis pertumbuhan ekonomi terakselerasi pada tahun 2022 seiring dengan peningkatan konsumsi rumah tangga sehubungan dengan pelonggaran restriksi yang meningkatkan mobilitas,” ujar Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman kepada Kontan.co.id, Rabu (20/4). 

Pemulihan permintaan ini kemudian akan memantik aktivitas produksi dan investasi dalam negeri, sehingga memberikan nilai tambah pada pertumbuhan ekonomi. 

Baca Juga: Kontribusi Belanja Negara Terhadap PDB pada Kuartal I 2022 Masih Minim

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga didorong oleh kebijakan fiskal yang antisipatif, responsif, serta fleksibel. Pun dari sisi Bank Indonesia (BI), akan ada kebijakan moneter yang pro stabilitas dan kebijakan makroprudensial yang pro pertumbuhan sehingga bisa mendorong pemulihan ekonomi. 

Pertumbuhan ekonomi juga mendapat angin segar dari peningkatan harga komoditas global yang kemudian meningkatkan performa Indonesia. 

Akan tetapi, ini juga menimbulkan risiko berupa inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan. Inilah yang kemudian bisa menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena inflasi dari sisi permintaan juga diperkirakan meningkat. 

Dengan demikian, otoritas diminta untuk terus memperhatikan perkembangan inflasi. Pasalnya, kalau inflasi tidak bisa dikontrol, maka ada risiko mengurangi daya beli masyarakat dan mengurangi konsumsi rumah tangga. Ini juga akan menghambat pertumbuhan ekonomi. 

Baca Juga: Kebutuhan Masyarakat Meningkat, Perbankan Optimalkan Penyaluran KTA Jelang Lebaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×