kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom Bank Mandiri Prediksi BI Kerek Suku Bunga di Semester II 2022


Kamis, 23 Juni 2022 / 18:53 WIB
Ekonom Bank Mandiri Prediksi BI Kerek Suku Bunga di Semester II 2022
ILUSTRASI. Ekonom Bank Mandiri Prediksi BI Kerek Suku Bunga di Semester II 2022


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih menjaga tingkat suku bunga di level terendahnya yaitu 3,5% meski beberapa bank sentral di dunia sudah memutuskan untuk mengerek suku bunga acuan.

BI juga menyiratkan, belum akan buru-buru mengerek suku bunga acuan, seiring dengan inflasi yang masih landai. BI juga menyebut masih akan menjaga tingkat inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah. 

Senada dengan BI, Ekonom Bank Mandiri meyakini BI belum akan buru-buru menaikkan suku bunga acuan. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman meyakini, BI baru akan menaikkan suku bunga acuan pada kuartal II-2022. 

“Kami melihat BI baru akan menaikkan suku bunga acuan, setelah melihat kondisi inflasi. Kalau ada peningkatan inflasi secara substansial maupun fundamental, baru BI meningkatkan suku bunga acuan dan kami melihat ini di paruh kedua tahun ini,” tutur Faisal kepada Kontan.co.id, Kamis (23/6). 

Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga Acuan, Ini Dampaknya ke Pasar Obligasi

Sejauh ini, Faisal melihat sebenarnya tingkat inflasi hingga Mei 2022 masih berada dalam kisaran sasaran yang ditetapkan BI, yaitu 2% year on year (yoy) hingga 4% yoy. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Mei 2022 sebesar 0,40% month on month (mom) dan secara tahunan 3,5% yoy. 

Sedangkan untuk nilai tukar rupiah, memang beberapa waktu terakhir rupiah mengalami pelemahan. Namun, Faisal memandang ini adalah hal yang sementara plus ada faktor seasonal berupa pembayaran dividen pada kuartal II-2022. 

Rupiah dipandang masih kuat seiring dengan surplus neraca perdagangan yang masih besar hingga Mei 2022, yang kemudian menyokong kekuatan neraca transaksi berjalan untuk menjaga pergerakan nilai tukar rupiah. 

Hanya memang, nilai tukar rupiah saat ini masih menghadapi risiko dari normalisasi kebijakan moneter global yang kemudian mendorong hengkangnya asing dari pasar keuangan dalam negeri. 

Baca Juga: Membedah Outlook Pasar Obligasi Indonesia di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga Global

Ke depan, Faisal memperkirakan tingkat inflasi dalam negeri akan berada di level 4,60% yoy, atau melampaui batas atas target BI. Sedangkan nilai tukar rupiah pada akhir tahun 2022 diperkirakan ada di level Rp 14.765 per dolar AS. 

Dengan kondisi ini, ada kemungkinan BI menaikkan suku bunga acuan hingga 75 basis poin (bps) atau maksimal menjadi 4,25% hingga akhir tahun 2022. Meski begitu, Faisal meyakini BI masih akan terus memberikan bauran kebijakannya seperti kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×