Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mulai menerapkan kebijakan penghematan anggaran hingga Rp 306,69 triliun pada tahun ini.
Perjalanan dinas dan seremoni mewah dikurangi, hingga lampu-lampu di gedung kementerian mulai diredupkan.
Hasil dari penghematan anggaran ini akan digunakan pemerintah untuk membiayai program prioritas seperti makan bergizi sratis (MBG) hingga renovasi sekolah.
Namun, ketika anggaran diperketat, ada bayang-bayang yang mengintai dari kejauhan, yakni penerimaan pajak lesu.
Langkah ini ibarat pisau bermata dua, penghematan yang diharapkan menopang program prioritas, namun bisa jadi menekan sumber pemasukan negara.
Baca Juga: Pemerintahan Prabowo akan Membidik Setoran Pajak dari Orang Super Kaya
Konsultan Pajak dari Botax Consulting Indonesia Raden Agus Suparman menduga, program MBG sebenarnya belum bisa berjalan 100% pada 2025 karena keterbatasan anggaran.
Pasalnya, program ini diperkirakan membutuhkan sekitar Rp 400 triliun setiap tahun, sementara pemerintah baru bisa mengumpulkan sekitar Rp 300 triliun melalui efisiensi anggaran dengan mamangkas belanja operasional pemerintah.
Nah, pemangkasan belanja operasional pemerintah dapat berdampak kepada realisasi penerimaan pajak hingga akhir tahun nanti.
"Satu sisi rencana pengeluaran dipotong, tapi disisi lain rencana penerimaan (pajak) tidak diturunkan. Artinya, target penerimaan pajak tetap, tidak ada perubahan. Tapi dari sisi realisasi pasti akan ada dampak," ujar Raden kepada Kontan.co.id, Minggu (16/2).
Ia mencontohkan, pemangkasan anggaran operasional, seperti alat tulis kantor (ATK), pengadaan gedung baru, serta anggaran operasional pemerintah yang menjadi objek pajak pertambahan nilai (PPN) dapat mengurangi penerimaan negara.
Jika belanja pemerintah sebesar Rp 100 triliun bisa menghasilkan penerimaan PPN sebesar Rp 11 triliun, maka pengalihan anggaran ke program MBG akan menghilangkan potensi penerimaan pajak tersebut.
Hal ini mengingat kebutuhan pokok seperti beras, telur, daging, sayur, ikan hingga susu segar dibebaskan dari pengenaan dan tidak dipungut PPN.
"Artinya, pergeseran anggaran berdampak pada penurunan PPN karena MBG bukan objek PPN," katanya.
Namun, dari sisi pajak penghasilan (PPh), dampaknya bisa lebih bervariasi. Menurunya, jika pemasok MBG adalah perusahaan yang membayar PPh, penerimaan negara bisa tetap stabil.
Namun, jika perusahaan-perusahaan ini mengalami kerugian, mereka tidak akan membayar PPh, yang pada akhirnya juga berdampak pada kas negara.
Seperti yang diketahui, pemerintah menargetkan penerimaan pajak pada tahun 2025 sebesar Rp 2.189,3 triliun.
Selama ini, penerimaan PPh dan PPN & PPnBM memiliki porsi terbesar dalam penerimaan pajak. Pada 2025, pemerintah mematok penerimaan PPh sebesar Rp 1.209,3 triliun dan penerimaan PPN & PPnBM sebesar Rp 945,1 triliun.
Sebelumnya, Anggota Banggar dari Fraksi Partai Demokrat, Marwan Cik Asan menekankan meski efisiensi bertujuan untuk menghemat pengeluaran negara, ada potensi dampak negatif yang lebih besar jika tidak dilakukan dengan perhitungan yang matang.
"Kadang-kadang efisiensi ini bisa berefek yang lebih dahsyat dari yang kita duga," ujar Marwan dalam Rapat Badan Anggaran, Rabu (12/2).
Baca Juga: Prabowo Fokus Kejar Pengemplang Pajak untuk Kerek Penerimaan, Begini Tanggapan Ekonom
Marwan menganologikan, efisiensi yang diterapkan untuk menghemat anggaran sebesar Rp 10 justru bisa menyebabkan kerugian hingga Rp 100. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi tidak selalu menghasilkan dampak positif bagi perekonomian.
"Kadang-kadang kita ingin hemat 10 ternyata kita rugi 100. Jadi tidak selamanya efisiensi itu baik ya," katanya.
Ia juga menilai efisiensi yang berlebihan dapat menghilangkan potensi dan kesempatan bagi negara dalam mendorong perekonomian.
"Kadang-kadang potensi dan kesempatan akhirnya hilang karena kita berpikir bahwa kita harus efisien, kita harus mendapatkan 10 tapi ternyata kita kehilangan 200. Tentu ini harus menjadi perhatian kita bersama," kata Marwan.
Selanjutnya: Sepanjang 2024, Pupuk Indonesia (Persero) Catat Kapasitas Produksi 14,6 Juta Ton
Menarik Dibaca: 6 Minuman Sehat yang Efektif Menurunkan Gula Darah Tinggi dalam Tubuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News