Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can
JAKARTA. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengakui dampak pelemahan ekonomi global sudah mulai terasa. Salah satu indikasinya dari neraca pembayaran yang mulai defisit.
Bila tak ada perbaikan, Agus mengkhawatirkan target pertumbuhan ekonomi pemerintah sebesar 6,5% tahun ini meleset. "Kalau kondisi dunia seperti sekarang, bisa-bisa membuat yang (realisasi) dari (target) yang kami rencanakan akan bisa lebih rendah. Bisa sampai 0,1% - 0,2% lebih rendah dari yang kami rencanakan," katanya akhir pekan lalu.
Catatan saja, kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal I 2012 hanya mencapai sebesar 6,3%. Angka ini lebih rendah dari periode yang sama 2011 lalu.
Agus mengakui, kondisi ekonomi global yang tak kunjung pulih akan menghambat pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itu, dia bilang butuh upaya yang lebih besar untuk mendorong ekonomi pada kuartal selanjutnya.
Nah, untuk mendorong investasi dan konsumsi masyarakat, Agus bilang pemerintah akan segera menaikkan besaran Pendapatan Negara Tidak Kena Pajak (PTKP) dari Rp 15,8 juta menjadi Rp 24 juta per tahun. Di luar itu, pemerintah akan merealisasikan stimulus dalam bentuk percepatan pembiayaan proyek-proyek infrastruktur.
Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, kinerja ekspor yang melambat memang berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Makanya, pemerintah berusaha untuk mengkompensasi penurunan kinerja ekspor dengan mendorong sektor lain.
Ia berharap pada kuartal II ini ekonomi bisa tumbuh lebih besar atau setidaknya sama dengan kuartal I tahun ini. Untuk mewujudkannya, "Investasi akan digenjot," jelasnya beberapa waktu lalu.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi tahun ini akan banyak didorong oleh konsumsi masyarakat dan investasi. Sehingga, "Investasi dan konsumsi harus bisa menggantikan peran ekspor yang menurun di tahun 2012 ini," jelas Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News