Reporter: Rashif Usman, Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
Perencana keuangan, Aidil Akbar Madjid, lebih menjagokan emas sebagai safe haven ketimbang dolar AS. Argumen Aidil, 'kubu lawan' AS, yakni Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa (BRICS), sedang berupaya melepas dan mengurangi ketergantungan dari penggunaan dolar AS.
Selain emas dan dolar AS, ada juga instrumen lain yang bisa dipilih sebagai safe haven.
"Saya menyarankan untuk kebutuhan jangka pendek bisa fokus ke tabungan, deposito yang dijamin LPS, emas Logam Mulia (emas batangan) atau reksadana pasar uang," kata Melvin Mumpuni, CEO Finansialku.
Nah, selain tahan krisis, pilihan terhadap emas dan dolar AS juga karena nilai keduanya berpeluang masih naik untuk beberapa waktu ke depan.
Baca Juga: Emas dan Dolar AS Bisa Jadi Pilihan Investasi di Tengah Memanasnya Tensi Geopolitik
Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono, misalnya, memprediksikan harga emas dunia di kisaran US$ 2.250–US$ 2.550 per ons troi. Sementara harga emas Antam bakal anteng di posisi Rp 1,3 juta per gram pada semester II-2024.
"Di akhir tahun (harganya) akan ada di kisaran Rp 1,3 juta–Rp 1,4 juta per gram, dengan titik tengah Rp 1,35 juta," tutur Wahyu. Berdasarkan catatan KONTAN, kemarin, harga emas Antam berada di level Rp 1,31 juta per gram.
Prediksi pengamat pasar keuangan, Teguh Hidayat, kemungkinan terburuk rupiah tembus ke level Rp 17.000 per dolar AS jika situasi geopolitik makin tak menentu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News