Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Ekonom Dradjad Wibowo menilai tim ekonomi Presiden Joko Widodo masih amatir. Hal itu terlihat dari mudahnya pasar tergoyang karena sangsi dengan kemampuan pemerintah.
"Jadi tim presiden ini baik istana maupun kabinet masih kurang pengalaman lah, amatiran lah," kata Dradjad dalam diskusi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (30/4).
Ia mengakui tim ekonomi Jokowi bergelar doktor ataupun lulusan luar negeri atau universitas terkemuka. Tetapi bila hanya ahli dalam teori hal itu menjadi sulit menangani persoalan ekonomi Indonesia.
"Mungkin jago di bukunya, tapi ini Indonesia bung Anda harus tahu jalanan, Anda harus mengerti apa yang terjadi di jalanan, lubang-lubangnya, jalan tikusnya Anda harus tahu," ujarnya.
Dradjad mengaku tidak dalam posisi menyarankan tim ekonomi tersebut diganti. Tetapi, ia mengingatkan persoalan ekonomi yang berdampak cukup besar bagi Indonesia.
"Taruhannya negara, rentetannya panjang dan dampaknya rakyat. Jokowi sudah mengambil subsidi BBM rakyat, jangan lagi mengejar-ngejar pajak pribadi rakyat," katanya.
Politisi PAN itu juga menuturkan kondisi ekonomi Indonesia saat ini jangan dianggap remeh. Pasalnya banyak perusahaan yang merugi.
"Karena kondisinya seperti tahun 1998, dan omzet penjualan turun. Kemudian banyak perusahaan yang pinjam dalam bentuk valas. Banyak yang pinjam valas tapi pendapatannya Rupiah. Kemudian dari sisi penghasilan turun 20%. Kita menghadapi krisis untuk perusahaan-perusahaan dan ini akan mempengaruhi karyawan dan gaji karyawan dan rentetannya panjang," ujarnya.
Sedangkan Politisi PDIP Hendrawan Soepratikno menilai jam terbang tim ekonomi Presiden Jokowi masih kurang. "Jajaran menteri, jam terbang belum tinggi," katanya.
Seharusnya, kata Hendrawan, kelemahan itu bisa diimbangi dengan kurva belajar yang cepat sehingga menjadi banyak pengalaman.
"Kalau jam terbang rendah, kurva belajar datar, itu berbahaya. Ini inkompeten, amatiran ditambah inkonsisten jadi impoten, ini berbahaya," tuturnya. (Ferdinand Waskita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News