Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan mengawasi proses investigasi yang dilakukan pemerintah terkait insiden runtuhnya salah satu terowongan di area tambang Big Gossan milik PT Freeport di Timika, Papua.
Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santosa mengungkapkan hal itu usai menerima kunjungan petinggi Freeport yaitu Presiden Direktur PT Freeport Richard C. Adkerson dan Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik B Soetjipto serta Gubernur Papua Lukas Enambe siang ini (22/5).
"Kita akan mengawasi semuanya. Biarkan semuanya bekerja dengan baik karena pemerintah telah membentuk tim investigasi," kata Priyo saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (22/5). Menurutnya sebagai pihak legislatif pihaknya tidak akan terlibat dalam proses investigasi yang rencananya akan dilakukan setelah proses evakuasi para korban selesai.
Namun Priyo memastikan akan memonitor proses tersebut. Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan pihak Freeport untuk tidak melupakan tanggung jawabnya di mata hukum jika memang hasil investigasi tersebut memutuskan perusahaan tambang asal Amerika itu lalai dalam pengelolaan usaha tambangnya.
"Seandainya dari hasil inspeksi dan investigasi pemerintah yang dilakukan nanti terdapat kelalaian dan kesalahan korporasi saya minta Freeport jangan lepas dari tanggung jawab. Freeport harus ikut tanggung jawab dimata hukum," tegasnya.
Tak hanya tanggung jawab dimana hukum saja, politikus Partai Golkar itu juga meminta Freeport untuk memberikan tanggung jawab sosial kepada keluarga korban runtuhnya terowongan tambang tersebut. Priyo mengatakan Freeport harus memenuhi janjinya untuk menyantuni keluarga korban dan menjamin keberlangsungan pendidikan anak-anak korban hingga universitas nanti.
Permintaan itu langsung disanggupi pihak Freeport yang diwakili langsung oleh Presiden Direktur Freeport Richard C. Adkerson. Menurutnya perusahaannya sangat berkomitmen untuk menjamin keselamatan karyawannya. Ia memastikan tak akan melupakan tanggung jawab tersebut.
"Apapun yang terjadi itu tanggung jawab kami semua. Kita akan lanjut terus untuk menjaga keluarganya dan memastikan keamanan tempat bekerja sehingga kita bisa bekerja kembali," ujar Richard.
Seperti diketahui salah satu terowongan tambang PT Freeport Indonesia di Mil 74 Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua runtuh dan menimpa puluhan pekerja yang tengah melakukan pelatihan pada 14 Mei lalu. Hasil evakuasi menemukan adanya 28 korban meninggal dan 10 korban selamat. Adapun korban yang selamat kini tengah menjalani perawatan di RS SOS Tembagapura dan RS Premier Bintaro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News