kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.605.000   16.000   0,62%
  • USD/IDR 16.770   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Dorong substitusi, kemenperin targetkan impor mamin berkurang Rp 3,6 triliun


Jumat, 20 November 2020 / 05:45 WIB
Dorong substitusi, kemenperin targetkan impor mamin berkurang Rp 3,6 triliun


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

Bayu berpendapat, bila yang didorong hanyalah substitusi impor maka berbagai perjanjian perdagangan, seperti RCEP, yang sudah disepakati tidak akan terlalu bermanfaat.

"RCEP itu tidak ada artinya kalau kita hanya substitusi impor karena nanti kita jadinya hanya defensif. Kita juga harus menyeimbangkannya dengan langkah-langkah offensive," ujar Bayu.

Baca Juga: Pandemi menjadi tantangan buat pemerintah dan pengusaha mencari pasar ekspor baru

MEski begitu, dia juga mengatakan Indonesia harus meningkatkan daya saingnya. Menurutnya, daya saing ini pun harus dibangun secara bersama-sama, dimana penting untuk membangun bisnis ekosistem terlebih dahulu seperti adanya kerja sama antara petani, usaha mikro dan perusahaan. Dia pun berharap pemerintah berperan menjadi penghubung antara petani dan perusahaan.

Dia juga menyebut daya saing ini penting apalagi setelah pandemi Covid-19, hal-hal yang berkaitan dengan daya saing akan dipertajam seperti keamanan pangan, sustainability, digitalisasi dan lain sebagainya.

Selanjutnya: Harga yang mahal dan minimnya infrastruktur jadi kendala kendaraan listrik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×