Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengusulkan agar ada kelonggaran pelaksanaan kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE).
Ketua Umum Gapki, Eddy Martono mengatakan hal tersebut diusulkan agar pengusaha sawit juga turut terdorong masuk dalam Bursa minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia.
"Bursa CPO butuh insentif untuk pengusaha masuk, nah mungkin salah satunya (diusulkan) adalah DHE itu," kata Eddy di Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2023 di Nusa Dua, Jum'at (3/10).
Eddy mengakui bahwa penerapan DHE atau penyimpanan dolar hasil ekspor yang wajib ditahan selama tiga bulan dalam negeri memberatkan pelaku usaha.
Baca Juga: Gugatan Produsen Migor ke Kementerian Perdagangan Mulai Disidangkan
Terlebih, lanjutnya, masih ada kesulitan mendapatkan likuiditas dolar dalam bentuk kredit, ketika dolarnya ditahan.
"Itu kan ditahan tiga bulan, sedangkan tidak semuanya mampu, perbankan juga ada di situ kita harus membayar. Pas ditahan kan kita perlu pinjaman baru," jelas Eddy.
Sementara, dalam mendapatkan pinjaman baru menurutnya hari ini sangat sulit di tengah ada isu tren kenaikan suku bunga yang tinggi.
Lebih lanjut, selain kelonggaran DHE, Gapki mengusulkan insentif berupa pengurangan Bea Keluar (BK) ekspor CPO.
Menurutnya jika beberapa insentif di atas diberlakukan akan menarik pelaku usaha untuk masuk ke Bursa CPO yang baru diberlakukan.
Baca Juga: Bappebti: Harga Acuan CPO Terbentuk di Semester I-2024
Sebagai Informasi, Bursa minyak kelapa sawit atau Bursa Crude Palm oil (CPO) resmi meluncur pada 13 Oktober 2023. Transaksi perdana di bursa CPO juga telah dilangsungkan 20 Oktober lalu.
Hadirnya Bursa CPO Indonesia juga dimaknai sebagai komitmen pemerintah untuk mewujudkan mekanisme perdagangan CPO yang lebih adil serta transparan.
Hal ini lantaran harga sawit di Tanah Air tak lagi harus mengekor pada harga yang ditetapkan oleh bursa CPO Malaysia dan Rotterdam, Belanda.
Melalui Bursa CPO, Indonesia tidak hanya akan memiliki harga acuan sawit sendiri, tetapi juga diharapkan dapat menjadi barometer harga CPO dunia. Hal ini mengingat posisi Indonesia yang memang menjadi penghasil nomor satu CPO di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News