kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Dongkrak ekspor, Indonesia percepat penyelesaian perjanjian dagang


Kamis, 21 Oktober 2021 / 15:59 WIB
Dongkrak ekspor, Indonesia percepat penyelesaian perjanjian dagang
ILUSTRASI. Indonesia mempercepat penyelesaian perjanjian dagang untuk mendorong ekspor.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menggeber penyelesaian perjanjian dagang. Ini dilakukan untuk mengerek ekspor Indonesia ke depan.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi bilang, Indonesia telah menyelesaikan Kerja Sama Ekonomi Komperhensif Regional (RCEP) dan Indonesia Korea CEPA.

"Tahun ini, Indonesia harus berupaya memperluas akses pasar dengan berfokus pada penyelesaian perundingan perdagangan dengan negara mitra non tradisional di Asia Selatan dan Afrika," ujar Lutfi saat membuka TEI digital edition, Kamis (21/10).

Lutfi mengatakan, terdapat sejumlah negara yang menjadi prioritas dalam penyelesaian perjanjian dagang. Mayoritas negara tersebut merupakan pasar non tradisional.

Pasar non tradisional dibutuhkan untuk memperluas potensi ekspor Indonesia. Antara lain adalah Uni Emirat Arab, Tunisia, Bangladesh, dan Pakistan.

Baca Juga: Perkuat industri hilir dalam negeri, pemerintah kelak bakal larang ekspor CPO

Meski begitu, Indonesia juga terus berupaya menjaga pasar utama ekspor. Antara lain adalah meningkatkan kerja sama perdagangan agar semakin mampu bersaing di pasar Eropa.

"Fokus Indoensia juga Turki CEPA dan  Indonesia EU CEPA yang berpotensi besar bagi Indonesia untuk menembus pasar-pasar Eropa," terang Lutfi.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga meminta agar terus dilakukan kerja sama dagang. Hal itu untuk menggerakkan kembali ekonomi global yang sempat terhenti akibat pandemi virus corona (Covid-19).

"Kerja sama dan perdagangan global harus segera kita aktifkan. Indonesia membuka seluas-luasnya kerja sama internasional, kerja sama perdagangan yang berimbang dan saling menguntungkan, investasi yang berkualitas yang membuka banyak kesempatan kerja serta transfer teknologi dan peningkatan kapasitas SDM secara berkelanjutan," kata Jokowi.

Sebagai informasi, saat ini neraca perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus. Hingga September 2021, ekspor Indonesia mencapai US$ 163,4 miliar.

Angka tersebut tumbuh sebesar 40,4% bila dibandingkan periode yang sama tahun 2020 lalu. Indonesia juga mencetak rekor nilai ekspor bulanan terbesar pada Agustus 2021 lalu dengan nilai US$ 21,43 miliar.

Selanjutnya: Mendag targetkan transaksi TEI 2021 capai US$ 1,5 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×