kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

DJBC belum temukan aparatnya terlibat impor beras


Kamis, 20 Februari 2014 / 15:28 WIB
DJBC belum temukan aparatnya terlibat impor beras
ILUSTRASI. Buah ceri adalah salah satu makanan penurun asam urat tinggi


Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Direktur Penerimaan Informasi Kepabeanan dan Cukai, Susiwijono menegaskan belum menemukan keterlibatan oknum bea dan cukai dalam dugaan pelanggaran importasi 800 ton beras asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok. Tiga importir beras tersebut adalah CV PS, CV KFI, dan PT TML.

"Kalau kita lihat detail kasusnya, ini lebih banyak peran importir, yakni tidak sesuai fisik beras dengan dokumen," papar Susi di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (20/2).

Meski sudah menemukan sejumlah indikasi, pihak Bea dan Cukai belum seutuhnya menyimpulkan bahwa memang terjadi pelanggaran atas importasi beras tersebut karena masih dalam proses pengumpulan alat bukti.

Puluhan kontainer beras kini masih ditahan di Pelabuhan Tanjung Priok. "Atas 32 kontainer, tergantung hasil persidangan di pengadilan. Apakah akan ditahan, dijadikan barang milik negara, atau diekspor," terang Susiwijono.

Satu dari tiga importir beras ratusan ton tersebut, PT TML, telah terblokir sejak Desember 2013 terkait proses registrasi kepabeanan yang diragukan eksistensinya. Hingga kini, penyelidikan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terkait dugaan pelanggaran Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan tersebut masih berlangsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×