Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, total nilai ekspor Indonesia ke negara-negara non tradisional makin meningkat di tahun 2022.
Kepala BPS Margo Yuwono menyambut baik kenaikan tersebut. Menurutnya, perluasan pasar ekspor akan membawa dampak positif terhadap kinerja perdagangan maupun perekonomian.
"Ini akan meningkatkan produksi dalam negeri dan bisa memperkuat ekonomi domestik," terang Margo dalam paparan Neraca Perdagangan, Senin (16/1).
Baca Juga: Sepanjang 2022, Total Ekspor ke Negara Non Tradisional Makin Meningkat
Margo juga mengatakan, dengan perluasan pasar ekspor, Indonesia tak akan terpaku pada pasar tradisional.
Senada dengan Margo, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual juga mengatakan, diversifikasi negara tujuan ekspor merupakan hal yang diperlukan Indonesia saat ini.
Apalagi, David melihat kemungkinan kinerja ekspor Indonesia akan melorot di tahun 2023 seiring potensi melambatnya perekonomian negara mitra dagang Indonesia. "Diversifikasi termasuk negara tujuan ekspor diperlukan, untuk memperkuat kinerja ekspor," tutur David kepada Kontan.co.id, Selasa (17/1).
Selain diversifikasi negara, David juga mengatakan Indonesia perlu melakukan diversifikasi produk ekspor.
Selama dua tahun ini, Indonesia cukup dimanjakan dengan kenaikan harga komoditas seperti batubara dan minyak sawit mentah (CPO).
Baca Juga: Bayang-bayang Resesi Ekonomi Global Tahun 2023 Semakin Nyata
David tak yakin, durian runtuh ini bertahan selamanya. Dengan demikian, Indonesia jangan hanya bergantung pada produk komoditas dan perlu mengembangkan produk ekspor dari sektor lain yang mumpuni.
Asal tahu saja, negara tradisional tujuan ekspor Indonesia adalah China, Amerika Serikat (AS), dan India.
Di sepanjang 2022, ekspor ke China tercatat US$ 63,55 miliar atau memegang pangsa 23,03% dari total ekspor.
Sedangkan ekspor ke AS tercatat US$ 28,20 miliar dengan pangsa 10,22% dan ekspor ke India tercatat US$ 23,30 miliar dengan pangsa 8,44% terhadap total ekspor di 2022.
Baca Juga: Krisis Ekonomi Global Bisa Berdampak pada Industri Pengolahan Kelapa Indonesia
Nah, pada tahun 2022 ada kenaikan nilai ekspor ke negara-negara non tradisional tersebut. Pada tahun 2021, ekspor ke negara non tradisional menyumbang kurang dari US$ 1 juta.
Sedangkan pada tahun 2022, ada peningkatan impresif. Seperti contohnya ke Bhutan, nilai ekspor di sepanjang 2022 naik US$ 67,39 juta dibandingkan tahun sebelumnya.
Pun ekspor ke Botswana di sepanjang 2022 naik US$ 3,72 juta. Ekspor ke negara Chad naik US$ 1,4 juta, dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan juga nampak pada ekspor ke Aruba sebesar US$ 1,12 juta dan ekspor ke Kepulauan Virgin juga meningkat US$ 0,82 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News