kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.430   57,00   0,35%
  • IDX 7.618   3,14   0,04%
  • KOMPAS100 1.065   5,05   0,48%
  • LQ45 805   1,84   0,23%
  • ISSI 256   1,72   0,68%
  • IDX30 416   0,88   0,21%
  • IDXHIDIV20 476   -0,82   -0,17%
  • IDX80 120   0,62   0,51%
  • IDXV30 123   0,46   0,37%
  • IDXQ30 133   0,19   0,15%

Ditjen Pajak mesti uber e-commerce dan judi


Kamis, 19 Agustus 2010 / 01:36 WIB


Reporter: Martina Prianti | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Untuk bisa memenuhi target pendapatan pajak, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak disarankan Pengamat Pajak Darussalam untuk bergerak aktif. Mereka bisa memperluas kegiatan dengan ekstensifikasi pajak atau mencari potensi penerimaan pajak baru.

Pengamat Pajak Darussalam mengatakan, upaya ekstensifikasi yang dapat dilakukan pemerintah itu berupa menguber wajib pajak (WP) yang bekerja secara informal. Selain itu, "Ditjen Pajak juga seharusnya bisa memungut pajak atas transaksi e-commerce dan underground ekonomi seperti penyelundupan dan judi," ucap Darussalam ketika dihubungi KONTAN, Rabu (18/8).

Darussalam berpendapat, Ditjen Pajak sebagai leading sector penerimaan negara pajak, berhak untuk memungut pajak atas setiap penerimaan yang dikantongi setiap warga Negara Indonesia.

Selain ekstensifikasi, Ditjen Pajak disarankan juga untuk mengenjot basis pajak yang telah dikantongi melalui intensifikasi pajak. Kegiatan yang dimaksud khusus kepada basis pajak di sektor minyak, gas, pertambangan, pertanian, dan kehutanan. "Penerima pajak dari sektor-sektor itu masih bisa ditingkatkan lagi," lanjutnya.

Bila intensifikasi dan ekstensifikasi itu dilakukan dengan baik maka kontribusi penerimaan pajak untuk membiayai APBN dapat lebih besar lagi. Asal tahu saja, pemerintah memperkirakan penerimaan pajak menjadi 70% penompang belanja negara.

Adapun target penerimaan pajak menurut RAPBN 2011 adalah sebesar Rp 751,49 triliun. Target tersebut berasal dari, target penerimaan pajak penghasilan (PPh) sebesar Rp 414,49 triliun, penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) Rp 309,33 triliun, dan pajak bumi dan bangunan (PBB) Rp 27,67 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×