Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nama pengusaha tambang sekaligus politisi yang kini bernaung di bawah bendera PDI-P, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memang selalu menarik untuk diberitakan. Pria kelahiran Manggar berusia 53 tahun ini terkenal dengan sikap tegas dan ucapannya yang terkesan blak-blakan.
Tak hanya membuat Ahok terkenal, gaya bicaranya itu juga seringkali membuatnya bermasalah dengan berbagai pihak selama menjabat posisi di pemerintahan. Bahkan, ia sempat menjadi tahanan karena tersandung kasus penistaan agama yang membuatnya harus mendekam dalam penjara selama kurang lebih 2 tahun.
Setelah lama tak terdengar di kancah pemberitaan nasional, kini bapak tiga anak ini ditawari menjabat di salah satu BUMN strategis. Ahok terlihat mendatangi kantor Kementerian BUMN dan bertemu dengan sang menteri, Erick Thohir, Rabu (13/11) siang.
Baca Juga: Istana komentari Ahok yang dikabarkan akan dapat jabatan di BUMN
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun membenarkan Ahok akan masuk dalam salah satu BUMN yang bergerak di bidang energi. Sebelum mendapatkan tawaran ini, Ahok tercatat sudah cukup lama berada di panggung pemerintahan baik sebagai eksekutif maupun legislatif, yakni sejak tahun 2004.
Awalnya, Ahok bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) dan menjadi ketua DPC Partai PIB Belitung Timur. Bukan tanpa alasan, ia masuk ke dalam partai karena melanjutkan kariernya untuk maju dalam pemilihan anggota DPRD Belitung Timur untuk periode 2004-2009.
Baca Juga: Bertemu dengan Menteri Erick, Ahok ke Pertamina, PLN, atau PTPN III?
Ahok pun terpilih dan menjadi anggota dewan di tanah kelahirannya. Tak lama berselang, dia maju mengikuti kontestasi pemilihan Bupati Belitung Timur pada tahun 2005.
Ahok bersama pasangannya, Khairul Effendi memenangkan pemilihan ketika itu dan resmi menjabat sebagai Bupati Belitung Timur untuk periode 2005-2010.
Lagi-lagi tak bertahan lama, pada tahun 2006 Ahok menyerahkan jabatannya kepada sang wakil, karena ingin mengikuti pemilihan Gubernur Bangka Belitung di tahun 2007. Sayangnya, nasib baik tidak berpihak padanya. Dia kalah dari sang rival, dan gagal menjadi Bangka Belitung 1.
Selang berapa waktu, Ahok kembali muncul mewakili daerahnya kali ini di kancah nasional. Ia terpilih untuk duduk di Senayan sebagai anggota DPR RI 2009-2014 dari Fraksi Partai Golkar dan ditempatkan di Komisi II.
Baca Juga: Ahok akan masuk BUMN, begini komentar Luhut Panjaitan
Tiga tahun menjabat, Ahok kemudian melanjutkan peruntungannya di bidang politik dengan maju di pilkada DKI Jakarta dengan menjadi calon wakil gubernur mendampingi Joko Widodo yang menjadi calon gubernur saat itu.
Pasangan ini memenangkan suara dan dilantik memimpin Ibu Kota untuk periode 2012-2017. Namun di tengah perjalanannya, Jokowi maju dalam pemilihan presiden pada tahun 2014 sehingga membuat posisi Ahok naik menjadi Pelaksana Tugas Gubernur DKI selama beberapa waktu.
Baca Juga: Piala Citra 2019 siap digelar, berikut daftar nominasi lengkapnya
Dia dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun yang sama dan menuntaskan tugasnya hingga akhir masa jabatan. Usai dalam periode pertamanya, Ahok kembali maju dalam Pilkada DKI Jakarta, kali ini menjadi calon gubernur bersama Djarot Saiful Hidayat.
Namun kali ini ia tidak berhasil, karena pertarungan dimenangkan oleh Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Saat itu, Ahok juga tengah tersandung kasus hukum soal penistaan agama yang bisa jadi berpengaruh banyak pada rendahnya perolehan suaranya di Jakarta. (Luthfia Ayu Azanella)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ditawari Jabatan BUMN, Begini 15 Tahun Perjalanan Karier Politik Ahok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News