kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Disebut Wali Kota cengeng, Risma tak keberatan


Kamis, 20 Februari 2014 / 19:47 WIB
Disebut Wali Kota cengeng, Risma tak keberatan
Saham-saham yang Banyak Dikoleksi Asing pada Awal Pekan Ini


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merasa tak keberatan jika dirinya disebut cengeng karena kerap menangis di hadapan publik. Dia mengaku enggan mengurusi hal-hal seperti itu.

"Biarin ndak apa-apa. Saya sudah katakan saya ndak urus, saya maunya ngurusin warga Surabaya saja," kata Risma di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2014).

Namun, dia merasa keberatan jika dirinya disebut cengeng dan kerap menangis karena takut kehilangan jabatan. Dia mengatakan, jabatan yang diembannya sebagai Wali Kota Surabaya saat ini hanyalah titipan dari Tuhan.

“Saya nangis itu sebetulnya bukan karena jabatan saya. Bagi saya semua ini titipan. Sebulan, dua bulan, bagi saya itu tidak beban. Karena itu meringankan beban pertanggungan saya itu di depan Tuhan,” ujar dia.

Seperti diberitakan, saat ini jabatan Risma sebagai Wali Kota Surabaya dikabarkan sedang terancam karena perseteruannya dengan Wakil Wali Kota Surabaya terpilih, Wisnu Sakti Buana. Dia menilai, pemilihan Wisnu tidak transparan dan tidak sesuai prosedur. Bahkan pelantikan Wisnu itu disebut sebagai upaya menjatuhkan Risma.

Lebih jauh Risma mengungkapkan, dirinya kerap menangis karena selalu teringat oleh masyarakatnya di Surabaya. Dia mengaku sangat sedih jika sudah melihat serta mendengarkan keluhan-keluhan rakyatnya, terutama mereka yang masih anak-anak.

"Kalau saya punya prisnsip, apa tidak boleh? Saya itu nangisi anak-anak. Kalau teman-teman tahu apa yang saya kerjakan dengan anak-anak itu, saya yakin akan nangis mendengarkan cerita anak-anak itu. Tolong dicermatin kapan saya nangis. Saat saya menceritakan anak-anak itu," katanya. (Ihsanudin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×