kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,78   5,42   0.58%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Direktur World Bank Mari Elka: Krisis saat ini yang terburuk sejak perang dunia


Sabtu, 25 April 2020 / 16:05 WIB
Direktur World Bank Mari Elka: Krisis saat ini yang terburuk sejak perang dunia
ILUSTRASI. Ahli ekonomi Indonesia Mari Elka Pangestu menjawab pertanyaan saat wawancara ekslusif dengan Kantor Berita Antara di Wisma Antara, Jakarta, Selasa (4/2/2020). Mantan Menteri Perdagangan tersebut akan menjabat sebagai Direktur Pelaksana World Bank di Washi


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA.. Korona atau Covid-19 telah meluluhlantakan ekonomi dunia, bahkan yang terburuk sejak perang dunia.

Itulah pandangan Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu saat menyampaikan  beda krisis ekonomi yang terjadi pada 2008 dengan krisis sebagai efek pandemi korona atau Covid-19 di tahun  2020. 

Mantan Menteri Perdagangan dan  juga mantan Menteri Pariwisata ini lantas mencoba membeberkan perbedaan ekonomi tahun 2000 dengan dengan tahun 2008. “Awal tahun diawali dengan pelemahan ekonomi, sementara  tahun 2008 tidak, namun kemudian terjadi krisis,” kata Mari Elka dalam Public Webinar yang digelar Center for Strategic and International Studies (CSIS), Sabtu (25/4). 

Pada tahun 2008, tidak semua negara terdampak secara ekonomi, hanya negara berkembang yang terdampak ekonomi.  “Saat ini krisis ekonomi terjadi di hampir seluruh negara di dunia,” ujar Mari.

Krisis yang terjadi saat ini mengganggu semua aspek ekonomi, mulai dari permintaan, stok, perdagangan, keuangan, komoditas, hingga pariwisata. “Secara terminologi apa yang terjadi saat ini bisa dibilang yang terburuk setelah perang dunia,” tukas Mari. 

Menurut Mari, hal terpenting yang perlu dilakukan saat resesi di tengah pandemi Covid-19 adalah penyelamatan jiwa, dengan menjaga jarak atau karantina. Selain itu, memastikan masyarakat menjalankan protokol kesehatan, misalnya melalui penyediaan sanitasi yang memadai. 
“Bagaimana mungkin kita meminta masyarakat selalu mencuci tangan namun airnya tidak tersedia. Itu penting,” ungkap Mari. 

Pemerintah juga harus memastikan ketersediaan pangan yang cukup, salah satunya dengan menjaga agar sektor pertanian dapat berjalan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. 
Sektor manufaktur yang menjadi penggerak ekonomi juga harus  tetap  bisa beroperasi, dengan ketat menjalankan protokol kesehatan, ermasuk kemungkinan mengalihkan produksi dengan pembuatan masker atau APD. 

Hal yang tidak kalah penting adalah mendukung tenaga medis sebagai garda terdepan dalam mengahadapi pandemi Covid-19. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×