Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Mandiri membuka peluang ada tingkat inflasi yang lebih tinggi pada bulan Juli 2022, setelah pada bulan Juni 2022 inflasi tercatat sebesar 0,61% month on month (mom) atau secara tahunan 4,35% year on year (yoy).
Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman, mengatakan, peluang peningkatan inflasi secara bulanan pada Juli 2022 ini masih akan dipengaruhi oleh peningkatan harga pangan dan faktor cuaca. Asal tahu saja, kedua faktor ini juga memengaruhi kondisi inflasi pada Juni 2022.
“Agak susah ditebak sebenarnya karena akan sangat bergantung dengan harga makanan dan ada faktor cuaca. Namun, bila kondisi masih seperti ini, inflasi secara bulanan pada Juli 2022 masih bisa tinggi,” tutur Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (1/7).
Bila menilik dari komponen pembentuk inflasi, berarti Faisal meyakini inflasi pada bulan Juli 2022 ini masih akan sangat bergantung pada inflasi komponen bergejolak (volatile food).
Baca Juga: Menyambut Semester II, Ini Rekomendasi Saham yang Bisa Dicermati
Sedangkan dari sisi komponen harga diatur pemerintah (administered prices), Faisal melihat ada potensi peningkatan.
Hal ini sehubungan dengan pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan peningkatan tarif listrik. Namun, ia menegaskan dampaknya tidak akan terlalu besar menyundut inflasi komponen ini.
Ke depan, Faisal meyakini akan ada peningkatan inflasi lagi pada paruh kedua tahun ini, terutama pada kuartal IV-2022. Hal ini sehubungan dengan pola musiman libur akhir tahun. Ditambah, asumsi mobilitas masyarakat makin meningkat dan permintaan akan bergulir.
Ke depan, Faisal memperkirakan inflasi pada akhir tahun 2022 akan melampaui batas atas target Bank Indonesia (BI) yang sebesar 4% yoy, atau lebih tepatnya akan ada di maksimal 4,6% yoy.
Baca Juga: Ekonomi Global Bergejolak, Sri Mulyani Proyeksi Inflasi Capai 4,5% pada Akhir 2022