kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Di tahun politik, tak mudah mengurangi subsidi BBM


Rabu, 16 April 2014 / 14:33 WIB
Di tahun politik, tak mudah mengurangi subsidi BBM
ILUSTRASI. Film The Platform jadi salah satu rekomendasi film thriller disturbing terbaik yang menyajikan banyak adegan mengganggu dan sadis.


Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Head of Asia Pacific Economic and Market Analysis Citigroup, Johanna Chua, menyebut tendensi pemerintah untuk mencabut atau setidaknya mengurangi subsidi BBM di tahun politik 2014 sangat minim.

Padahal, Johanna menilai, dampaknya sangat besar baik untuk masyarakat Indonesia maupun ekonomi secara keseluruhan.

"Yang terpenting bagaimana dampaknya ke current account deficit, mencegahnya menjadi melebar," paparnya di The 14th Annual Citi Economic and Political Outlook, Hotel Four Seasons, Jakarta, Rabu (16/4).

Johanna menilai, sudah menjadi rahasia umum jika subsidi BBM merupakan program inefisien karena tidak tepat sasaran. Dana ratusan triliun rupiah pun bisa dialokasikan ke tempat lain.

Penghapusan subsidi BBM dinilai sebagai satu faktor penting untuk stabilitas ekonomi, terlebih Indonesia tengah mengusung pemilihan presiden (pilpres) dalam kurang dari 90 hari mendatang.

Terkait pilpres, pasar disebut menginginkan pemimpin yang mampu membuat keputusan dengan tegas. Ketika disinggung nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang relatif disukai pasar, Johanna menilai, hal itu disebabkan rekam jejak pria yang akrab disapa Jokowi tersebut.

"Jokowi disebut cocok karena sudah menunjukkan kepemimpinan yang baik selama ini," ungkapnya.

Meski demikian, Jokowi harus membuktikan kapabilitas untuk menerjemahkan pemerintahan di Jakarta ke skala nasional.

 Chief Country Officer Citibank Indonesia Tigor Siahaan menimpali, hingga saat ini pasar masih melihat semua kandidat berpotensi memenangkan pilpres.

Tigor yakin, ke depan masih banyak konstelasi dan permutasi capres dan cawapres yang akan terjadi. Bagi pasar, yang terpenting adalah tercipta pemerintahan yang memiliki kepemimpinan yang kuat dalam mengambil keputusan.

"Pasar masih melihat potensi pilpres masih aman, demokratis dan lancar," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×