kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45867,20   12,42   1.45%
  • EMAS1.371.000 1,18%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di Depan Investor Australia, Bahlil Pamer Soal Hilirisasi Weda Bay


Selasa, 14 Mei 2024 / 19:50 WIB
Di Depan Investor Australia, Bahlil Pamer Soal Hilirisasi Weda Bay
ILUSTRASI. Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah Indonesia terus berkomitmen membangun industri ramah lingkungan ke depan.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah Indonesia terus berkomitmen membangun industri ramah lingkungan ke depan. 

Hal itu diungkapkannya di depan sekitar 150 investor dan perusahaan Australia dalam agenda Indonesia-Australia Business Summit di Melbourne, Victoria, Australia.

"Jika ada yang mengatakan kalau kawasan industri kami tidak ramah lingkungan, saya akan bawa bapak ibu semua ke kawasan industri Weda Bay di Maluku Utara," ujar Bahlil dalam keterangan resminya, Selasa (14/5).

Baca Juga: Bahlil Menegaskan Komitmen Indonesia Soal Hilirisasi di Depan Investor Australia

Bahlil mengatakan hilirisasi Weda Bay, di Maluku Utara merupakan bagian dari penghasil ekspor  sebesar US$ 12 miliar untuk sektor hilirisasi mineral. 

"Di sana semuanya sudah ramah lingkungan,” ucapnya.

Bahlil bilang, Indonesia memiliki potensi besar bagi investasi hijau. Namun, tantangan yang berat saat ini, masih sedikit investor tertarik berinvestasi, khususnya di energi hijau. 

"Hanya 1/5 dari investasi pada energi hijau yang mengalir ke negara berkembang. Padahal 2/3 dari penduduk dunia hidup di negara berkembang," terangnya.

Baca Juga: Pemerintah Tawarkan 81 Proyek Investasi Rp 239 Triliun ke Pengusaha China

Bahlil mengatakan, pasar global menantikan produk-produk industri dari energi listrik ramah lingkungan. Oleh karena itu, investor hanya akan berinvestasi ke negara-negara yang memiliki energi bersih.

"Target carbon neutral pada tahun 2060 salah satunya dengan sistem penyimpanan energi bersih atau baterai yang akan beroperasi pada 2030," ujar Bahlil. 

Berangkat dari keseriusan Indonesia itu, Bahlil mengajak investor Australia meningkatkan investasinya di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×