CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.864   -4,00   -0,03%
  • IDX 7.158   -56,35   -0,78%
  • KOMPAS100 1.094   -8,55   -0,78%
  • LQ45 871   -4,26   -0,49%
  • ISSI 216   -2,05   -0,94%
  • IDX30 447   -1,41   -0,31%
  • IDXHIDIV20 540   0,42   0,08%
  • IDX80 125   -0,97   -0,77%
  • IDXV30 136   0,44   0,32%
  • IDXQ30 149   -0,18   -0,12%

Bahlil Menegaskan Komitmen Indonesia Soal Hilirisasi di Depan Investor Australia


Selasa, 14 Mei 2024 / 12:08 WIB
Bahlil Menegaskan Komitmen Indonesia Soal Hilirisasi di Depan Investor Australia
ILUSTRASI. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan komitmen Indonesia dalam mendorong hilirisasi di hadapan pengusaha Australia.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan komitmen Indonesia dalam mendorong hilirisasi di hadapan pengusaha Australia.

Hal ini disampaikan Bahlil dalam pidato kuncinya pada Indonesia-Australia Business Summit (IABS) 2024 yang digelar di Melbourne, Australia, Senin pagi (13/5). 

Selain tawaran kolaborasi, Bahlil juga menegaskan kembali bahwa Pemerintah Indonesia memiliki komitmen kuat untuk mendorong transisi menuju pembangunan berkelanjutan.

Bahlil menyebut, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia sudah sangat baik. Namun dari sisi investasi, potensi kerja sama antara kedua negara belum maksimal. 

Sebagai negara terdekat, realisasi investasi Australia di Indonesia baru sebesar US$ 1,96 miliar dalam kurun 5 tahun terakhir.

Menurut Bahlil, Indonesia dan Australia bisa berkolaborasi dalam pengembangan industri baterai mobil listrik. Kedua negara sama-sama memiliki komoditas nikel, Indonesia juga memiliki kobalt dan mangan, hanya litium saja yang tidak ada dan itu dimiliki Australia. 

“Saya yakin hubungan Indonesia dan Australia bisa dipererat lagi. Dalam konteks investasi, jujur kami katakan belum maksimal. Ini tugas kita bersama. Jika kedua negara bisa berkolaborasi, ini akan menjadi kekuatan baru dalam industri baterai mobil listrik,” kata Bahlil dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (14/5).

Baca Juga: Realisasi Investasi di Indonesia Capai Rp 405,5 Triliun di Kuartal I 2024

Bahlil kembali menekankan fokus pemerintah saat ini pada sektor hilirisasi. Indonesia tidak lagi mengekspor komoditas mentahnya untuk diproses di luar negeri, melainkan harus di tanah air. 

Program ini telah dilakukan pemerintah secara bertahap sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo. Komoditas pertama yang dilarang ekspornya adalah nikel di tahun 2020 dan hasilnya telah dirasakan saat ini. 

Tahun 2017 ekspor produk turunan nikel hanya sebesar US$ 3,3 miliar, di tahun 2022 meningkat 10 kali lipat hingga US$ 33,8 miliar. Tentu hal ini tidak mudah karena mendapat tentangan dari negara lain yang merasa dirugikan. 

“Kami sudah memulai (hilirisasi), ibarat pesawat kami sudah take off. Tidak ada satu negara pun yang dapat memerintahkan kita untuk mundur. Kami akan jalan terus seiring berjalan waktu dan dinamika global,” kata Bahlil.

Selain itu, Bahlil juga menegaskan bahwa hilirisasi yang dilakukan oleh Indonesia telah memperhatikan aspek lingkungan dan dapat menjadi contoh bagi negara lainnya. 

Bahkan, Bahlil juga mengajak investor untuk datang ke kawasan industri Weda Bay di Maluku Utara untuk melihat langsung kawasan industri yang ramah lingkungan.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, selama periode tahun 2023, Australia menempati peringkat ke-10 sebagai sumber penanaman modal asing (PMA) terbesar bagi Indonesia dengan realisasi investasi mencapai US$ 0,5 miliar. 

Demikian pula pada periode kuartal I- 2024, Australia masih berada di peringkat ke-10 dengan realisasi investasi sebesar US$ 172,3 juta. 

Tiga sektor utama penyumbang realisasi investasi terbesar asal Australia yaitu pertambangan (65,4%), hotel dan restoran (7,6%) dan jasa lainnya (6,4%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×