Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pemerintah mengajukan pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 dalam kisaran 5,5%-6%. Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan asumsi pertumbuhan ini adalah asumsi yang realistis.
Chatib bilang, perkiraan 5,5%-6% tersebut mempertimbangkan keseimbangan antara berbagai peluang dengan mengantisipasi risiko eksternal maupun internal. Perkiraan membaiknya pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan dunia terutama negara-negara mitra dagang utama diharapkan mampu menjadi faktor pendorong kinerja ekspor dan investasi Indonesia.
"Dari sisi domestik, terjaganya stabilitas ekonomi makro, tingkat kepercayaan konsumen dan investor yang masih tinggi diharapkan akan mampu menstimulasi sektor riil dan tumbuhnya perekonomian nasional," ujar Chatib dalam sidang paripurna tanggapan pemerintah atas pandangan fraksi-fraksi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengenai kerangka ekonomi makro 2015 di Jakarta, Selasa (3/6).
Menurut pemerintah, sumber utama pertumbuhan ekonomi tahun 2015 adalah konsumsi rumah tangga, investasi dan eskpor. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan masih cukup tinggi yang didorong oleh struktur demografi yang didominasi penduduk usia produktif.
Selanjutnya, penguatan kinerja investasi domestik juga diharapkan akan menjadi penopang kinerja pertumbuhan tahun 2015. Penguatan tersebut terutama terkait dengan upaya perbaikan iklim usaha serta investasi dalam negeri, program pembangunan infrastruktur, perbaikan daftar investasi, serta penguatan peran swasta dalam kerja sama pemerintah swasta.
Sedangkan pada sisi ekspornya, pada tahun 2015 diperkirakan akan mengalami perbaikan. Ini didukung oleh perkiraan menguatnya perekonomian global dan perdagangan dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News