Reporter: Abdul Basith | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - Pemerintah mendengarkan keluhan industri manufaktur yang menjerit terkena dampak negatif penyebaran virus corona Covid-19. Penyebaran virus ini menyebabkan industri manufaktur kesulitan untuk mendapatkan bahan baku khususnya dari China.
Menurut Sri Mulyani, Presiden Joko Widodo sudah setuju memberikan pembebasan impor tersebut bagi perusahaan importir yang memiliki reputasi baik. "Tadi bapak presiden meminta kami semuanya untuk mempermudah impor bahan baku," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani di kompleks istana kepresidenan, Senin (2/3).
Sebelumnya Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani kepada Kontan.co.id, Minggu (1/3) menyatakan, industri manufaktur perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah dan berharap mendapatkan insentif layaknya industri pariwisata dan penerbangan. "Saat ini dampak negatif virus corona sudah menjalar ke industri manufaktur karena masalah disrupsi supply chain," tandas Shinta.
Baca Juga: Insentif bagi pariwisata bikin iri industri manufaktur, apa yang mereka minta?
Menurut Menkeu saat ini terdapat sekitar 500 perusahaan importir yang memiliki reputasi baik atau sekitar 40% dari total impor bahan baku manufaktur ke Indonesia. Nantinya perusahaan tersebut akan mendapatkan fasilitas untuk bebas izin impor.
Pemerintah mengambil tindakan tersebut mengingat kondisi di China saat ini mempengaruhi proses produksi indusri di Indonesia. Meski pun penyebaran virus tidak terjadi melalui barang, tetapi kondisi di China mempengaruhi produksi.
Baca Juga: Paket insentif kebijakan ini yang bikin sektor industri manufaktur iri
Sri Mulyani mengakui telah terjadi penundaan atau delay produksi khususnya bahan baku di daerah China. Padahal hampir seluruh pusat industri di wilayah China termasuk Provinsi Hubei yang menjadi pusat penyebaran korona. Keterlambatan pasokan bahan baku ini menjadi penting dampaknya bagi industri di Indonesia.
"Hampir 20% hingga 30%. Bahkan untuk industri tertentu bisa 50% bahan bakunya berasal dari China," terang Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News