Reporter: Ferrika Sari, Maizal Walfajri | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Lansia), lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
Secara global, populasi lansia diprediksi terus mengalami peningkatan. Populasi lansia di Indonesia diprediksi meningkat lebih tinggi dibanding populasi lansia di dunia setelah tahun 2100.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, sekitar 93% pekerja formal di Indonesia belum memiliki bayangan tentang bagaimana rencana setelah memasuki masa tua atau pada saat pensiun. Selain itu, terdapat bahwa 7 dari 10 pensiunan di Indonesia tetap harus bekerja untuk melanjutkan hidup.
Nah, agar tak menjadi beban anak-cucu dan negara, kita semua bisa membahagiakan diri sendiri di hari tua, dengan sejumlah persiapan. Ada dua jalur yang menjadi bekal di usia tua. Yakni jalur finansial alias berinvestasi dan jalur menjadi pengusaha.
Melalui jalur finansial, Anda bisa memanfaatkan program dana pensiun. Perencana Keuangan Ahmad Gozali membagikan beberapa tips menarik mengelola keuangan di masa pensiun.
Perencanaan masa tua mempertimbangkan sumber penghasilan ketika pensiun, rencana cadangan (khususnya kesehatan) dan rencana waris (distribusi aset). “Penghasilan hari tua perlu persiapan jangka panjang,” kata Gozali ke Kontan.co.id pekan lalu.
Jika Anda seorang pengusaha, sesuaikan dengan rencana bisnis agar di masa tua bisa menjadi investor atau pemegang saham. Jika seorang karyawan, maka sumber penghasilan satu-satunya adalah dari hasil investasi sejak Anda masih produktif bekerja.
Menurut Gozali, seorang karyawan biasanya sudah memiliki program pensiun di tempat dia bekerja. Misalnya saja, dana pensiun manfaat pasti, khususnya bagi pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN), sedangkan iuran pasti bagi pegawai di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta.
Sayang, dana pensiun itu belum mencukupi. Idealnya, mereka harus memiliki dana cukup besar untuk ditempatkan pada instrumen investasi minim risiko seperti obligasi pemerintah maupun deposito yang bisa menghasilkan return setara biaya hidup di masa pensiun.