kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Demokrat tinggal berpeluang merapat ke Golkar


Kamis, 24 April 2014 / 06:35 WIB
Demokrat tinggal berpeluang merapat ke Golkar
ILUSTRASI. Makanan yang Bisa Membantu Mencegah Penyakit Katarak


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA.  Pengamat politik Boni Hargens berpendapat peluang Partai Demokrat untuk membentuk koalisi sendiri sangat kecil. Dia pun memperkirakan partai ini tinggal berperluang berkoalisi dengan Partai Golkar.

"Memang ada peluang Demokrat membangun koalisi sendiri. Tapi siapa yang akan bergabung?" ujar ujar Boni saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/4/2014). Dia menilai Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat untuk mengusung calon presiden sudah tidak tepat lagi konteksnya.

Melihat perkiraan perolehan suara dalam berbagai hasil hitung cepat, Boni berpendapat Demokrat akan lebih realistis mengajukan bakal calon wakil presiden saja. Dia menilai saat ini Partai Demokrat sedang membaca arah pergerakan partai lain.

Boni pun berpendapat saat ini Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, sedang menunggu peluang untuk merapat ke partai lain. Menurut dia, peluang koalisi untuk Partai Demokrat tinggal Partai Golkar.

Hubungan Demokrat dan PKS, kata Boni, sudah tak harmonis meskipun 10 tahun terakhir berada dalam satu koalisi. Partai berbasis massa Islam yang lain pun menurut dia akan sulit didekati Demokrat karena sudah mulai mengikatkan diri ke partai besar.

PKB, misalnya, menurut Boni sudah merapat ke PDI-P. Demikian pula PPP, yang mendekati Gerindra, sekalipun kemudian menjadi tidak jelas menyusul drama internal di partai itu.

"Pada akhirnya, dugaan saya, Demokrat akan bergabung dengan Golkar untuk jabatan wakil presiden. Karena tidak ada peluang lain," kata Boni. Dia tak menampik pilihan ini harus dengan kesadaran bahwa sosok Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie sebagai bakal calon presiden partai beringin itu tidak menarik dengan peluang kemenangan kecil. (Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×