Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
“Yield SRBI tenor 12 bulan hanya sekitar 5,11% atau 11 basis poin di atas BI Rate saat ini, jadi kalaupun masuk ke SRBI mereka ingin berharap mencari spread dari harga. Walaupun untuk flow-nya tidak sederas pada periode akhir tahun lalu atau awal tahun ini,” ujarnya.
Terkait risiko ketegangan politik dalam negeri, Myrdal menilai investor asing akan kembali percaya pada pasar RI jika situasi keamanan terkendali. Arahan Presiden Prabowo yang tegas disebut memberi ketenangan bagi pasar.
“Kalau demonstrasi berlangsung damai tanpa kerusuhan, saya rasa investor akan segera kembali masuk,” katanya.
Baca Juga: Analis Proyeksikan Tekanan Jual Asing pada Saham Perbankan Kian Mereda
Dari sisi nilai tukar, rupiah juga menunjukkan performa solid. Nilai tukar rupiah di pasar spot sukses mempertahankan penguatan hingga penutupan perdagangan hari ini. Senin (1/9), rupiah ditutup di level Rp 16.419 per dolar Amerika Serikat (AS).
Ini membuat rupiah menguat 0,49% dibanding penutupan Jumat (29/8) ke level Rp 16.500 per dolar AS. Ini membuat rupiah spot menjadi penguatan terbesar di Asia.
Myrdal menilai, penguatan ini didukung data perdagangan terbaru yang mencatat surplus neraca dagang sebesar US$ 4,1 miliar, sehingga menopang stabilitas mata uang domestik.
“Secara umum rupiah masih cukup solid di tengah dinamika pasar keuangan,” pungkas Myrdal.
Selanjutnya: 10 Rekomendasi Pekerjaan Remote yang Cocok untuk Lulusan SMA
Menarik Dibaca: Mengulik Kandungan Nutrisi dan 5 Manfaat Makan Tomat bagi Kesehatan Tubuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News