Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Di luar kebiasaan, Februari 2015 terjadi deflasi yang cukup tinggi 0,36%. Meskipun harga beras mengalami kenaikan yang lumayan signifikan, namun bisa tertutupi dari berbagai komponen pangan yang mengalami penurunan harga.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan deflasi Februari 2015 adalah kedua tertinggi selama kurun waktu 50 tahun terakhir. "Tertinggi pertama terjadi pada 1985 sebesar 0,5%," ujar Sasmito, Senin (2/3).
Menurutnya, dalam 50 tahun terakhir deflasi hanya terjadi 4-5 kali. Jadi, deflasi yang terjadi pada Februari tahun ini termasuk hal yang sangat positif dan jarang terjadi. Pada Februari 2014 malah terjadi inflasi hingga 0,26%.
Ke depannya, potensi deflasi masih ada. Kenaikan harga bensin premium dari Rp 6.600 per liter ke Rp 6.900 per liter untuk wilayah Jawa, Bali dan Madura dan Rp 6.800 per liter untuk di luar wilayah Jawa, Bali, dan Madura dan kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram memang akan memberikan dampak pada inflasi. Namun, menurut Sasmito, dampaknya kecil karena kenaikannya tidak terlalu besar.
Maret dan April yang biasanya bakal ada musim panen raya akan bisa mengkompensasi dampak kenaikan BBM dan elpiji. "Mungkin akan seimbang di situ. Kalaupun inflasi juga tidak akan tinggi," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News