Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Agustus 2018 terjadi deflasi sebesar 0,05%. Kondisi ini setidaknya menjadi titik pemerintah untuk terus mengawal harga-harga agar bergerak stabil.
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika mengatakan, ke depan pemerintah akan terus mengontrol harga pangan di pasar, sehingga realisasi inflasi bisa lebih rendah.
Sekadar tahu saja, sejak 2015 hingga 2017, inflasi nasional sudah bergerak di bawah 4%. Pada 2015, inflasi hanya 3,35% (yoy) sedangkan pada 2016 dan 2017 masing-masing 3,02% (yoy) dan 3,62% (yoy). Dengan realisasi deflasi Agustus, realisasi inflasi 2018 diproyeksi bergerak pada kisaran 3,5%.
"Bagi pemerintah, pengendalian inflasi memiliki nilai strategis karena perannya yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi lewat konsumsi rumah tangga," kata Erani dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (3/9).
Seperti diketahui, konsumsi rumah tangga menjadi penopang lebih dari separuh ekonomi nasional. Pada bagian lain, inflasi rendah menjadi syarat untuk sampai pada suku bunga rendah (single digit interest rate). Kondisi ini akan membuat daya beli terjaga dan peluang meningkatkan investasi makin terbuka.
Dalam data BPS yang dirilis hari ini, beberapa kelompok pengeluaran yang mencetak deflasi. Tetapi yang tertinggi berasal dari kelompok bahan makanan mencapai 1,1% (mom). Sementara itu kelompok pengeluaran sandang dan transportasi, komunikasi, & jasa keuangan masing-masing deflasi 0,07% (mom) dan 0,15% (mom).
Menurut catatan BPS, komoditas-komoditas yang mengalami penurunan harga adalah telur ayam ras, bawang merah, tarif angkutan udara, daging ayam ras, bayam, cabai merah, cabai rawit, ikan segar, jengkol, kangkung, kentang, sawi hijau, tomat sayur, jeruk, bawang putih, dan emas perhiasan. Jelas, data ini menunjukkan harga tertangani dengan baik, khususnya pangan, sehingga daya beli masyarakat terjaga.
Deflasi Agustus sebesar 0,05% menjadikan inflasi tahun kalender 2,13%, sedangkan inflasi tahunan 3,2%.
Percapain tersebut lebih baik dibanding tahun lalu, di mana inflasi tahun kalender dan inflasi tahunan masing-masing 2,53% (yoy) dan 3,82% (yoy). Inflasi harga barang-barang bergejolak (volatile food) turun menjadi 4,97% (yoy), yang sempat menebus 5,36% (yoy) pada bulan lalu. Ini menunjukkan pasokan bahan pangan membaik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News