kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BPS: Jika harga pangan terkendali, masih ada peluang deflasi hingga akhir tahun


Senin, 03 September 2018 / 19:19 WIB
BPS: Jika harga pangan terkendali, masih ada peluang deflasi hingga akhir tahun
ILUSTRASI. Kepala BPS Suhariyanto


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melihat masih ada peluang deflasi di Indonesia sepanjang tahun ini. 

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, deflasi di Indonesia dapat terjadi lagi jika terjadi penurunan harga komoditi pangan. “Ya bisa saja kalau terjadi penurunan berbagai harga komoditas makanan. Kalau ternyata kemudian harga bahan makanannya tidak bisa dikendalikan ya bisa inflasi,” katanya di kantor BPS Jakarta Pusat, Senin (3/9).

Menurut Suhariyanto, sejauh ini penyebab deflasi adalah faktor menurunnya harga pangan layaknya tren yang terjadi pada tahun sebelumnya usai ramadan. Hanya saja jika dikaitkan denga imported inflation, Suharyanto mengaku bahwa ini tidak mencakup hal tersebut.

“Disini pengaruh besarnya pada bahan makanan. Saya tidak membicarakan nominal tapi ada penurunan dari bulan ke bulan. Tetapi masih ada warning disana votalite prices yang berarti komponen utamanya adalah inflasi yang dipengaruhi oleh makanan 4,97% ini berarti kita ke depan perlu ekstra hati-hati. Kalau ditanya apakah ini karena imported inflation, saya tidak bisa jawab karena tidak sampai kesana,” ujarnya.

Adapun komoditas yang sejauh ini harganya mulai turun diantaranya adalah cabai merah, bawang merah, bawang putih dan telur ayam. Ini juga mengikuti tren yang ada dari tahun ke tahun.

“Di beberapa bulan tertentu kemarin ada beberapa komoditas yang pergerakannya agak liar seperti telur ayam yang kemarin sempat bermasalah di bulan Juni dan Juli. Tapi sekarang sudah mengalami penurunan secara umum,” ungkapnya.

Adapun hal yang perlu diwaspadai terhadap deflasi dan inflasi yang terjadi selanjutnya adalah gejolak harga pangan. Ini diharapkan dapat menjadi perhatian pemerintah agar deflasi dan inflasi tetap berada dalam range yang aman. Gejolak harga pangan ini disinyalir karena perubahan cuaca yang mengakibatkan produksi pangan seperti beras mulai berkurang.

“Ke depannya kita perlu memberi perhatian dan waspada terhadap pergerakan harga pangan. Biasanya memasuki bulan Oktober harga beras mulai naik karena ada kekeringan di beberapa derah. Tentunya sekarang pemerintah sudah mengantisipasi berbagai kekeringan di berbagai daerah dan kita masih punya stok yang bagus di Bulog. Saya harapkan harga beras masih stabil sampai akhir tahun. Tahun ini lebih siap, tidak seperti tahun lalu,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×