kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -21.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Defisit transaksi berjalan membesar, ini empat faktor penyebabnya menurut Indef


Jumat, 09 Agustus 2019 / 19:30 WIB
Defisit transaksi berjalan membesar, ini empat faktor penyebabnya menurut Indef


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) naik menjadi US$ 8,4 miliar atau 3% dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II 2019. Di kuartal I 2019, CAD tercatat senilai US$ 7 miliar atau 2,6% dari PDB.

Menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, ada beberapa faktor yang menyebabkan defisit transaksi berjalan melebar.

Baca Juga: BI memproyeksikan defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun 2,8% dari PDB

Pertama, meningkatnya impor migas sepanjang kuartal II 2019 yang disebabkan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) yang terus meningkat dan tidak diimbangi peningkatan produksi atau lifting minyak.

Kedua, faktor musiman di kuartal II 2019, yaitu beberapa perusahaan membagikan dividen. Dividen ini sebagian ditransfer investor ke luar negeri. Jadi ada arus uang yang keluar dari Indonesia.

Baca Juga: BI optimistis dana asing tetap mengalir ke pasar domestik dalam jangka panjang

Ketiga, kinerja ekspor Indonesia yang masih lemah, khususnya ke negara tujuan utama. Melambatnya permintaan karena dampak perang dagang dan juga naiknya hambatan dagang, menurunkan harga komoditas ekspor.

"Seperti saya lihat, beberapa di antaranya sawit dan karet. Outlook-nya belum pulih," kata Bhima kepada Kontan.co.id pada Jumat (9/8).



TERBARU

[X]
×