kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Defisit Neraca Transaksi Jasa Diramal Akan Melebar pada Kuartal IV 2023


Selasa, 28 November 2023 / 16:59 WIB
Defisit Neraca Transaksi Jasa Diramal Akan Melebar pada Kuartal IV 2023
ILUSTRASI. Kawasan bisnis dan perkantoran di Jakarta, Jumat (20/120/2023). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/21/10/2023.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan jasa kembali mencatat defisit pada kuartal III-2023, meskipun defisit neraca jasa menurun bila dibandingkan kuartal sebelumnya.  Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, defisit neraca jasa tercatat US$ 4,1 miliar, atau turun tipis dibandingkan defisit neraca jasa kuartal II-2023 yang sebesar US$ 4,7 miliar. 

Memasuki kuartal IV-2023, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual melihat kemungkinan, defisit transaksi jasa akan kembali melebar. Ini seiring dengan kemungkinan aktivitas impor yang meningkat sesuai dengan pola musiman. 

“Kemungkinan impor naik, karena menjelang libur akhir tahun dan persiapan sebelum pemilihan umum (Pemilu),” tutur David kepada Kontan.co.id, Selasa (28/11). 

Selain itu, pada akhir tahun, banyak juga masyarakat Indonesia yang akan melancong ke luar negeri. Sehingga, ini akan menambah beban jasa transportasi maupun jasa perjalanan, juga jasa freight maupun jasa asuransi. 

Baca Juga: Defisit Neraca Jasa Menyempit, Ada Perbaikan Penerimaan Jasa Perjalanan

Hanya saja, defisit neraca jasa tak melulu diintepretasikan buruk. Mengingat, ini juga menunjukkan bahwa roda ekonomi berputar. 

“Dari sisi perdagangan internasoinal, bisa dibilang peningkatan aktivitas ekonomi. Karena ada peningkatan impor barang,” tambah David. 

Namun, ia mengingatkan, bila defisit neraca jasa makin lebar, maka akan makin besar pula kemungkinan neraca transaksi berjalan mencetak defisit. Sehingga, ini akan memengaruhi ketahanan eksternal. 

Meski demikian, David memperkirakan, defisit neraca transaksi berjalan di sepanjang 2023 akan berada di kisaran 0,2% produk domestik bruto (PDB) hingga 0,3% PDB. Masih lebih rendah, bila dibandingkan dengan rata-rata defisit transaksi berjalan sebelum masa pandemi Covid-19 yang sebesar 3% PDB. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




[X]
×