Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan jasa kembali mencatat defisit pada kuartal III-2023, meskipun defisit neraca jasa menurun bila dibandingkan kuartal sebelumnya.
Data Bank Indonesia (BI) edisi November 2023 menunjukkan, defisit neraca jasa tercatat US$ 4,1 miliar, atau turun tipis dibandingkan defisit neraca jasa kuartal II-2023 yang sebesar US$ 4,7 miliar.
Penurunan defisit neraca jasa tersebut, terutama bersumber dari perbaikan kinerja jasa perjalanan, jasa keuangan, dan jasa terkait penggunaan kekayaan intelektual.
Neraca jasa perjalanan pada kuartal III-2023 tercatat surplus US$ 1,0 miliar, setelah pada kuartal sebelumnya mencatat defisit US$ 0,1 miliar. Kinerja neraca jasa perjalanan tersebut bersumber dari peningkatan penerimaan di tengah penurunan pembayaran jasa perjalanan.
Baca Juga: Posisi Utang Pemerintah Kembali Meningkat Jadi Rp 7.950,52 Triliun Per Oktober 2023
Penerimaan jasa perjalanan dari wisatawan mancanegara tercatat sebesar US$ 4,4 miliar, atau lebih tinggi dibandingkan dengan US$ 3,2 miliar pada kuartal II-2023, karena makin banyaknya pelancong asing ke Indonesia.
Ini karena mobilitas meningkat, serta adanya penyelenggaraan beberapa event berskala internasional di Indonesia.
Di sisi lain, pembayaran jasa perjalanan wisatawan nasional tercatat US$ 3,3 miliar atau turun dari US$ 3,4 miliar pada kuartal sebelumnya. Penurunan ini didorong oleh normalisasi pengeluaran wisatawan nasional selama kunjungan ke luar negeri, pasca penyelenggaraan ibadah haji.
Sedangkan jasa keuangan mencatat defisit US$ 245 juta atau membaik dari defisit pada kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 383 juta. Kemudian jasa penggunaan kekayaan intelektual tercatat defisit US$ 603 juta atau lebih rendah dari defisit US$ 698 juta pada kuartal sebelumnya.
Sebaliknya, jasa transportasi masih menjadi komponen terbesar dalam penyumbang defisit neraca jasa. Jasa transportasi mencatat defisit US$ 2,01 miliar, atau meningkat dari defisit US$ 2,00 miliar pada kuartal sebelumnya.
Perkembangan defisit jasa ini disebabkan oleh peningkatan penerimaan (ekspor) jasa transportasi yang mampu mengkompensasi peningkatan pembayaran (impor) jasa. Penerimaan jasa transportasi pada kuartal III-2023 tercatat US$ 1,2 miliar atau naik dari US$ 1,0 miliar pada kuartal sebelumnya.
Baca Juga: Resmi Berlaku! Beli Rumah hingga Maksimal Rp 5 Miliar Bebas PPN
Didorong oleh peningkatan jasa transportasi penumpang dan freight ekspor, sejalan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan ekspor barang.
Di sisi lain, pembayaran jasa transportasi juga meningkat, dari US$ 3,0 miliar menjadi US$ 3,2 miliar, terutama disebabkan oleh pembayaran freight impor seiring dengan peningkatan impor barang pada periode laporan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News