kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Debt service ratio naik, ini kata ekonom Bank Permata


Selasa, 16 Februari 2021 / 16:25 WIB
Debt service ratio naik, ini kata ekonom Bank Permata
ILUSTRASI. Ilustrasi utang. REUTERS/Darren Whiteside


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio pembayaran utang atau Debt Service Ratio (DSR) Tier-1 Indonesia di akhir kuartal IV-2020 tercatat sebesar 27,86%. Angka ini meningkat dari DSR tier-1 pada akhir kuartal III-2020 yang sebesar 25,83%. 

Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, peningkatan DSR tier-1 pada periode tersebut seiring dengan peningkatan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir 2020. 

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat, ULN Indonesia pada akhir kuartal IV-2020 sebesar US$ 417,5 miliar. Jumlah ini meningkat dari ULN pada kuartal III-2020 yang sebesar US$ 408,5 miliar. 

“Peningkatan DSR Tier-1 pada kuartal IV-2020 juga mengindikasikan bahwa laju peningkatan ULN Indonesia melampaui laju peningkatan dari hasil pembayaran ekspor,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (16/2). 

Baca Juga: BI perkirakan defisit transaksi berjalan ada di kisaran 1,0%-2,0% PDB pada tahun 2021

Bila menilik data statistik ULN Indonesia, DSR tier-1 di sepanjang tahun lalu sempat mengalami penurunan dari akhir tahun 2019 yang sebesar 26,9%. Pada kuartal I-2020, DSR tier-1 tercatat 26,56% dan kembali menurun pada kuartal II-2020 yang sebesar 25,22%. 

Baru pada kuartal III-2020 meningkat, diikuti dengan peningkatan pada kuartal IV-2020. Josua mengatakan, sejauh ini memang tidak ada batas atas maupun batas bawah dari DSR tier-1. Namun, bila trennya terus meningkat, perlu diwaspadai. 

“Karena bila terus meningkat, dikhawatirkan ini menjadi sinyal buruk untuk kondisi peringkat utang (sovereign credit rating) Indonesia,” tambah Josua. 

Namun, ia optimistis, di tahun 2021 DSR tier-1 akan cenderung menurun. Hal ini seiring dengan proyeksi peningkatan ekspor dan diikuti penurunan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Internasional maupun utang bilateral/multilateral. 

Hanya saja, penurunan DSR tier-1 ini masih akan cenderung terbatas. Pasalnya, masih ada potensi masuknya investor asing ke pasar keuangan Indonesia. 

Selanjutnya: Beban utang pemerintah membengkak di tengah merosotnya penerimaan pajak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×