kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Daya tampung waduk minim, Indonesia krisis air


Minggu, 09 November 2014 / 14:38 WIB
Daya tampung waduk minim, Indonesia krisis air
ILUSTRASI. Katalog Promo JSM Alfamart Gajian Untung Periode 26 Mei-1 Juni 2023.


Reporter: Agus Triyono | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Daya tampung waduk yang minim menjadi salah satu sebab mengapa Indonesia terancam krisis air. Menurut Deputi Bappenas Bidang Sarana dan Prasarana Deddy S Priatna, meskipun saat ini Indonesia memiliki 261 waduk, namun  tidak mampu membuat air yang datang dari hujan maupun sumber mata air tertampung maksimal.

"Daya tampung waduk kita itu hanya 54 meter kubik per kapita per tahun," kata Deddy, akhir pekan kemarin.

Deddy mengatakan bahwa kapasitas tampung tersebut jauh jika dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Per tahun kebutuhan air masyarakat Indonesia per kapita per tahunnya mencapai 1.975 meter kubik.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut  Indonesia perlu 460 waduk besar, seperti Jatiluhur yang bisa menampung sampai dengan 1,2 miliar kubik. Namun, untuk bisa membangun waduk dalam jumlah tersebut bukan pekerjaan mudah. Apalagi, bila dikaitkan dengan dana.

Untuk membangun waduk sebesar Jatiluhur, total dana yang diperlukan mencapai Rp 5 trilun sampai Rp 7 triliun. "Sudah dipastikan bahwa pemerintah tidak sanggup ," katanya.

Oleh karena itu saat ini pemerintah tengah mencari cara agar mereka bisa membangun waduk yang diperlukan tersebut. "Pemerintah tengah mencari alternatif untuk mencari skema pendanaan yang tepat untuk pembangunan tersebut," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×