kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Daya saing obligasi Indonesia meningkat


Kamis, 22 Februari 2018 / 12:15 WIB
Daya saing obligasi Indonesia meningkat


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih, Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi global berdenominasi rupiah mendapat pengakuan resmi di pasar internasional. Bloomberg pada Rabu (21/2) mengumumkan global bond rupiah memenuhi syarat untuk masuk dalam Indeks Agregat Global (Global Aggregate Index). Ini bakal memperkuat posisi tawar obligasi rupiah dan memperbesar aliran dana asing ke Indonesia.

Mengutip Bloomberg, ada 50 obligasi pemerintah berdenominasi rupiah yang beredar. Obligasi itu menggunakan tiker INDOGB dan INDOIS dengan total nilai pasar sebesar US$ 151,3 miliar per 31 Januari 2018. Bloomberg akan memasukan obligasi itu dalam Global Agregat dan Global Treasury pada awal Mei 2018 dan berkontribusi pada tingkat pengembalian indeks mulai tanggal 1 Juni 2018.

Danny Suwanapruti, Research Analyst di Goldman Sachs Group Inc menyebut, dana segar antara US$ 4 miliar hingga US$ 5 miliar bisa mengalir ke pasar obligasi Indonesia, jika obligasi Indonesia masuk ke indeks global.

Menurut dia, obligasi Indonesia menjadi opsi yang lebih menarik ketimbang surat utang China lantaran akses ke pasar negeri Tirai Bambu tersebut buruk. "China mungkin sulit masuk indeks karena masalah settlement dan pencatatan, serta kekhawatiran likuiditas," terang Danny seperti dikutip Bloomberg.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku senang dengan kabar ini. Masuknya obligasi rupiah ke Bloomberg Barclays bisa meningkatkan confidence. "Jadi kompetitif dan bagus. Dengan demand strong, kami bisa berkompetisi menjual government bond," jelas Sri Mulyani, Rabu (21/2).

Serbuan asing

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, masuknya surat utang rupiah dalam Bloomberg Barclays Index bakal mendorong capital inflow ke Indonesia. Ia optimistis, capital inflow bisa berkisar US$ 5 miliar-US$ 7 miliar. "Ini akan menaikkan daya saing Indonesia," papar Agus.

Kepala Divisi Operasional Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), Ifan Mohammad Ihsan sependapat, dana asing dari manajer investasi global akan banyak masuk ke Indonesia. Permintaan atas obligasi Indonesia akan meningkat, harganya pun naik.

Namun, yang harus menjadi perhatian adalah porsi asing di obligasi pemerintah sudah sangat tinggi lebih dari 40%"Akan sulit membatasi pasar. Tapi pemerintah punya bond stabilization framework yang diharapkan mampu menstabilkan pasar obligasi ketika pasar sedang bergejolak jika ada penarikan masal oleh asing," jelas Ifan.

Ekonom Maybank Indonesia Juniman menilai, masuknya obligasi rupiah ke agregrat global akan memberikan sentimen positif terhadap pasar modal domestik, terutama pasar obligasi dan saham. Pada dasarnya dengan masuk ke global index, Indonesia jadi salah satu incaran global fund, walau tak banyak.

Momentum ini juga tepat untuk menggenjot perbaikan iklim investasi yang lain, bukan hanya portofolio. "Masuknya Indonesia di Global Index akan mendorong investor akan mencari investasi, tidak hanya di portofolio tapi juga direct," kata Juniman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×