Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2017 sebesar 0,69%. Angka ini di atas ekspektasi sebagian besar ekonom sebesar 0,55%-0,6%. Angka itu juga lebih tinggi dibanding inflasi Juni tahun lalu yang tercatat sebesar 0,66%.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun kalender Januari-Juni 2017 mencapai 2,38% dan inflasi tahunan Juni 2017 mencapai 4,37% year on year (YoY).
Ekonom sekaligus Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas Aviliani mengatakan, pencapaian inflasi yang baik ini harus tetap dijaga. Pasalnya, ada kenaikan daya beli sedikit saja akan mempengaruhi inflasi.
“Harus tetap waspada terhadap harga pangan, karena seringkali kalau daya beli membaik, inflasi biasanya muncul lagi. Apalagi sekarang dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) baru keluar di Juni, Dana Desa juga baru keluar,” ujar Aviliani usai halalbihalal di Kantor Bank Indonesia (BI), Senin (3/7).
Ia melihat, inflasi Juni memang inflasi yang harus diperhatikan sepanjang tahun ini lantaran ada momentum bulan puasa dan Lebaran yang diperparah dengan penyesuaian tarif dasar listrik bagi konsumen 900 VA pada Mei lalu. Namun, inflasi masih mungkin untuk berada pada puncaknya pada tahun ini seiring dengan pengeluaran dana yang besar untuk masyarakat seperti dana BOS dan Dana Desa.
“Menurut saya di tahun ini masih akan naik lagi sedikit dengan pengeluaran dana yang besar untuk masyarakat sehingga konsumsinya naik,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News