kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Data Kemenhub: 7% Masyarakat tetap ingin mudik meski ada larangan


Senin, 26 April 2021 / 14:10 WIB
Data Kemenhub: 7% Masyarakat tetap ingin mudik meski ada larangan
ILUSTRASI. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menegaskan larangan mudik Lebaran tahun 2021 untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Hingga saat ini, larangan tersebut dinilai cukup efektif untuk menekan jumlah masyarakat yang hendak melakukan mudik Lebaran. 

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, sebanyak 33% masyarakat menyatakan akan mudik sebelum adanya larangan dari pemerintah itu.

Namun, setelah adanya larangan mudik, angka tersebut turun menjadi 11%. Sementara jumlah masyarakat yang akan mudik kembali turun menjadi 7% usai Presiden Joko Widodo menyampaikan larangan secara langsung.

"Tugas kami menurunkan angka 7% menjadi lebih rendah lagi sehingga mobilitas bisa kami batasi, kurangi, dan akan bisa mengurangi penularan Covid-19 di berbagai daerah," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo saat konferensi pers, Senin (26/4).

Baca Juga: Mudik dilarang, DEEP: Momen Lebaran jangan memicu lonjakan kasus corona

Dia menegaskan, agar masyarakat dapat menahan diri untuk tidak mudik Lebaran. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 kembali melonjak setelah sebelumnya melandai.

Seperti diketahui, kebijakan larangan mudik pun diambil melihat kondisi penyebaran Covid-19 selama masa libur panjang. Terdapat kenaikan kasus yang tinggi saat masa libur panjang.

"Akan diikuti dengan jumlah pasien di RS yang meningkat. Dan juga akan diikuti dengan angka kematian yang tinggi termasuk dengan gugurnya para dokter dan nakes lainnya," terang Doni.

Oleh karena itu, masyarakat bisa kembali memanfaatkan teknologi komunikasi untuk menjalin silaturahim selama masa lebaran. Posko penanganan Covid-19 di daerah lun didorong untuk memfasilitasi masyarakat yang belum memiliki akses terhadap teknologi tersebut.

Selanjutnya: Klaster perkantoran di DKI naik sepekan terakhir, transportasi umum jadi sorotan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×