kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Danareksa Research Institute prediksi ekonomi kuartal II 2020 terkontraksi 3,58%


Senin, 03 Agustus 2020 / 21:10 WIB
Danareksa Research Institute prediksi ekonomi kuartal II 2020 terkontraksi 3,58%
ILUSTRASI. Warga memlih makanan dan minuman saat berbelanja di Pasar Swalayan di Bandung, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/ama.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia pada kuartal II-2020 akan tertekan akibat pandemi Covid-19. Pasalnya, pandemi tersebut telah menggerogoti komponen penopang pertumbuhan ekonomi domestik.

Danareksa Research Institute (DRI) memprediksi, pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 akan minus 3,58% year on year (yoy) dan bila dibandingkan dengan kuartal I-2020, pertumbuhan ekonomi akan terkontraksi 2,63% kuartal per kuartal.

"Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada kuartal II-2020 memberikan shock yang besar terhadap masyarakat sehingga menahan pertumbuhan konsumsi rumah tangga," ujar Head of Economic Research DRI Moekti P. Soejachmoen kepada Kontan.co.id, Senin (3/8).

Baca Juga: Ekonom Bank Permata prediksi ekonomi kuartal II 2020 terkontraksi 4,72%

Padahal, pertumbuhan ekonomi ini merupakan roda penggerak terbesar pertumbuhan ekonomi. Penurunan konsumsi rumah tangga terlihat dari penjualan riil yang terkontraksi 17,37% yoy pada kuartal II-2020, kontraksi penjualan mobil yang tergerus 89,44% yoy, dan penjualan kendaraan roda dua yang terkontraksi 79,70% yoy.

Selain itu, ini juga tercermin dari indeks keyakinan konsumen (IKK) yang terus menurun dan jatuh pada posisi 72,63 pada kuartal II-2020. Ini disebabkan oleh aktivitas ekonomi yang rendah dan berkurangnya lapangan pekerjaan akibat PSBB.

Sementara itu, pendapatan pemerintah juga masih terealisasi rendah, yaitu hanya 47,72% atau terkontraksi 9,75% yoy. Ini tercermin dari penerimaan pajak yang rendah atau hanya mencapai 44,49% pada kuartal II-2020 alias terkontraksi 9,40% yoy.

Baca Juga: Bayang-bayang resesi ekonomi menghantui Indonesia pada kuartal III 2020

Pun dengan investasi juga terpantau rendah. Ini terlihat dari penjualan semen yang terkontraksi 20,36% yoy pada kuartal II-2020 dan impor barang modal yang terkontraksi 20,07% yoy.

"Penurunan investasi ini bisa memengaruhi lambatnya pertumbuhan aktivitas konstruksi, apalagi dengan rendahnya pembelian mesin dan alat-alat bantu lainnya," kata Moekti.

Lemahnya konsumsi dan investasi juga menyebabkan pertumbuhan industri pengolahan tertekan.

Ini tercermin dari Prompt Manufacturing Index (OMI) yang terkontraksi 44,76% yoy dengan kontraksi terendah ada pada sektor tekstil sebesar 62,75% yoy. Melemahnya industri pengolahan bisa memengaruhi pelemahan ekspor dan impor.

Akan tetapi, Moekti melihat harapan pada relaksasi PSBB. Menurutnya, kebijakan relaksasi PSBB ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 dan bahkan hingga akhir tahun 2020.

Baca Juga: Perlahan naik, Menperin yakin indeks manufaktur Indonesia bisa ke level 50

Akan tetapi, ini juga perlu dibarengi dengan regulasi yang ketat agar penyebaran Covid-19 tidak semakin tinggi.

"Demikian juga dengan adanya relaksasi ini mampu mendorong aktivitas ekonomi sehingga pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan penyerapan anggaran bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×