Sumber: KONTAN | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Ini kabar gembira untuk PT PAL Indonesia. Menteri Keuangan (Menkeu) telah menyetujui restrukturisasi PT PAL. Bahkan, produsen kapal ini akan mendapatkan kucuran dana dari PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) sebesar US$ 44 juta.
Jika tak ada halangan, PPA akan mengucurkan duit itu pada September mendatang. Menurut Direktur Utama PT PAL Harsusanto, surat persetujuan dari Menkeu sudah keluar. Mereka tinggal merampungkan urusan administrasi, yakni pembuatan detail rencana restrukturisasi.
Dengan begitu, sebelum mengumumkan kepada publik, PT PAL sudah memiliki kajian restrukturisasi yang lengkap. "Kami akan mengundang PPA minggu depan untuk merampungkan urusan administrasinya. Setelah proses kajian ini selesai, maka dana langsung bisa kami cairkan," lanjut Harsusanto.
PT PAL Indonesia merupakan salah satu pasien restrukturisasi BUMN yang dilakukan oleh PPA. Untuk menyehatkan perusahaan pelat merah tersebut, semula PPA akan mengucurkan dana sebesar US$ 40-US$ 45 juta. Rencana ini sempat tersendat saat Kementerian BUMN memutuskan mengevaluasi kinerja PPA yang dinilai tidak efektif.
Rencananya, PT PAL akan memakai dana restrukturisasi untuk modal kerja divisi pemeliharaan, perbaikan, engineering dan pembangunan kapal. Sehingga, mereka bisa mempercepat penyelesaian pemesanan kapal.
Menurut Harsusanto, perusahaannya telah mengantongi 18 pesanan kapal. Setiap kapal memiliki harga kontrak yang berbeda mulai US$ 4 juta hingga US$ 5,5 juta per unit. Dari 18 kapal itu, PT PAL menargetkan bisa menyelesaikan pembuatan tujuh unit kapal pada tahun ini.
Sementara, pada bulan ini PT PAL menyerahkan satu unit kapal ke TNI AL jenis Landing Platform Deck (LPD). Kemudian mereka akan menyerahkan kapal tanker pesanan perusahaan Italia pada 3 September mendatang. Lalu, pada November - Desember PT PAL akan menyerahkan tiga unit kapal kepada Bea Cukai dan dua kapal pendorong (escort tug boat).
Dengan modal dana restrukturisasi itu pula, tahun depan PT PAL membidik proyek pengadaan kapal alat utama sistem pertahanan senilai € 170 juta. Soalnya, Departemen Pertahanan telah membuat rencana pembelian kapal tersebut. "TNI Angkatan Laut membutuhkan kapal dan kami berharap bisa menyediakannya," ungkap Harsusanto.
Selain dari dana suntikan restrukturisasi, kebutuhan dana PT PAL untuk proyek pembangunan kapal tahun depan akan berasal dari kredit ekspor. Tapi, PT PAL belum membuka lembaga mana yang sudah bersedia menjadi kreditur mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News