kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,65   -5,64   -0.62%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana panas keluar, neraca pembayaran defisit


Sabtu, 15 Agustus 2015 / 06:05 WIB
Dana panas keluar, neraca pembayaran defisit


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Setelah sempat mencatatkan surplus US$1,3 miliar di kuartal I 2015, neraca pembayaran Indonesia (NPI) kini mengalami defisit di kuartal II 2015. Bank Indonesia (BI) merilis, defisit NPI pada kuartal II 2015 mencapai US$ 2,93 miliar. Ini terjadi karena penyusutan surplus pada transaksi modal dan finansial (TMF) akibat banyaknya aliran uang keluar (outflow).

Berdasarkan data BI, TMF surplus sebesar US$ 2,5 miliar, lebih rendah dibanding suplus kuartal I 2015 sebesar US$ 6,3 miliar. Di triwulan II 2014, posisi TMF surplus lebih besar hingga US$ 13,9 miliar.

"Meskipun mencatatkan surplus, TMF tidak dapat sepenuhnya membiayai defisit transaksi berjalan sehingga NPI kuartal II 2015 mencatatkan defisit," kata Direktur Departemen Statistik BI Hendy Dwi Tjahjono, Jumat (14/8).

Penyusutan surplus TMF berasal dari penurunan surplus investasi portofolio. Jika di kuartal I 2015 surplus sektor ini sebesar US$ 8,796 miliar, kini tinggal US$ 5,774 miliar. Penurunan tersebut terjadi karena ketidakpastian kondisi keuangan global yang membuat arus modal asing pada instrumen portofolio domestik turun US$ 2,1 miliar menjadi US$ 6,3 miliar

"Aksi investor asing yang mengurangi kepemilikan atas saham domestik dan rendahnya net beli asing atas surat utang pemerintah jadi berpengaruh," tambah Hendy.

Realisasi pada pos investasi lainnya juga menunjukan lampu merah karena terjadi defisit US$ 6,936 miliar. Padahal kuartal II 2014, posisinya surplus sebesar US$ 2,116 miliar.

Posisi defisit pada investasi lainnya ini terutama terjadi karena menurunnya penarikan pinjaman luar negeri oleh korporasi. Selain itu, juga didorong oleh meningkatnya penempatan aset sektor swasta pada bank di luar negeri.

Walaupun begitu, posisi current account deficit (CAD) atawa defisit transaksi berjalan pada triwulan II 2015 lebih baik dibandingkan periode yang sama 2014. CAD kuartal II 2015 tercatat sebesar US$ 4,5 miliar atau 2,1% produk domestik bruto (PDB), naik dari kuartal I US$ 4,1 miliar atau 4,3% dari PDB.

Peningkatan kinerja transaksi berjalan kali ini ditopang perbaikan neraca perdagangan nonmigas, akibat impor nonmigas yang anjlok 15,8% year on year (YoY) seiring dengan melambatnya permintaan dari domestik.

Di sisi lain, meskipun ekspor nonmigas turun 5,3% (YoY) di tengah hancurnya harga komoditas, kinerja ekspor nonmigas secara riil membaik, yang ditunjukkan dengan peningkatan volume ekspor sebesar 7,7% (YoY)

Ekonom BCA David Sumual memproyeksikan, CAD di semester kedua masih bisa berada di bawah angka 2,5%, yaitu ke arah 2,2%. Jika pemerintah agresif melakukan belanja modal, maka impor meningkat. Namun, keagresifan belanja pemerintah, khsusunya infrastruktur dapat menciptakan iklim bisnis yang baik.

Neraca pembayaran ke depan tak bisa mengandalkan investasi portofolio karena ketidakpastian keuangan global masih tinggi, akibat rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×